BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Pemicu
Seorang mahasiswa kedokteran sedang duduk di taman. Ia mengamati kulit dan rambut orang yang berlalu dari berbagai usia, gender dan ras. Ia mengamati tampak perbedaan tekstur dan warna yang jelas pada kulit dan rambut mereka.

1.2  Klarifikasi dan Definisi


1.3  Rumusan Masalah
Terlihat perbedaan tekstur dan warna pada kulit dan rambut pada setiap orang dari berbagai usia, gender dan ras

1.4  Analisis Masalah
Kulit dan Rambut
Tekstur dan Warna
Faktor yang mempengaruhi
Internal
Eksternal
 












1.5  Hipotesis
Perbedaan tekstur dan warna pada kulit dan rambut manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal

1.6  Pertanyaan Diskusi
1.      Bagaimana proses embriologi kulit?
2.      Bagaimana anatomi kulit?
3.      Bagaimana fisiologi kulit?
4.      Bagaimana histologi kulit?
5.      Bagaimana biokimia kulit?
6.      Bagaimana pengaruh hormon terhadap kulit?
7.      Apa saja derivate dari kulit?
8.      Apa fungsi kulit dan rambut?
9.      Bagaimana proses pertahanan tubuh dari kulit dan rambut?
10.  Bagaimana proses pembentukan melanin?
11.  Bagaimana proses pigmentasi pada kulit?
12.  Bagaimana proses penuaan kulit?
13.  Bagaimana pengaruh usia terhadap karakteristik kulit?
14.  Bagaimana pengaruh jenis kelamin terhadap karakteristik kulit?
15.  Bagaimana pengaruh nutrisi terhadap karakteristik kulit dan rambut?
16.  Bagaimana pengaruh genetik terhadap perbedaan karakteristik warna pada kulit dan rambut?
17.  Apa saja faktor yang mempengaruhi perbedaan karakteristik dan warna kulit?
18.  Apa saja faktor yang mempengaruhi warna rambut?
19.  Bagaimana pola pemeliharaan kulit dan rambut?









BAB II
PEMBAHASAN


2.1. Embriologi kulit
Cakram mudigah akan memisah dari yolk sac. Lalu melalui pembentukan mesenkim yang berasal dari somit akan terbentuk tubuh embrio yang berdimensi tiga, dan embrio juga akan mendapatkan selubung ektoderm di semua sisinya, yang nantinya akan tetap berhubungan dengan amnion melalui tali pusat.1
Lapisan epitel selubung ini (peridermis) mula-mula hanya terdiri atas satu lapis dan sangat tipis (Gbr.34). Lapisan ini bertumpu pada lapisan mesenkim yang kaya akan proteodoglikan tanpa pembuluh darah. Lapisan mesenkim ini berasal dari segmen dermatom somit di daerah ekstremitas dan ektomesenkim krista neuralisdi daerah kepala.1
Gambar 2.1 perkembangan organ kulit. (a) Mula-mula tersusun ectoderm dan mesenkim yang terletak di bawahnya. (b) lalu suatu lapisan tipis terbentuk di atas epitel yang terletak di bawahnya (c) mulai dari bulan ke 3 epidermis lebi berlapis-lapis. (d) dan akhirnya mulai membentuk lapisan tanduk.1
Mesenkim ini nantinya akan menginduksi diferensiasi lebih lanjut dari bakal epidermis ektodermal kearah struktur yang tipikal untuk setiap daerah tubuh. Contohnya, epidermis dinding perut bersifat tipis dan elastis, sedangkan epidermis pada telapak tangan dan kaki akan menebal dan tahan terhadap daya mekanik. Kemudian perkembangan pertumbuhan rambut, pembentukan pigmen dan distribusi kelenjar untuk setiap daerah yang khas ditentukan oleh mesenkim dermis (corium) melalui sekresi faktor yang spesifik.
Pada bulan ke-2 epidermis ektodermal menjadi dua lapis yaitu epitel permukaan dan lapisan basal.Lapisan sel permukaan (peridermis) terdiri atas sel-sel tipis, pipih, lebar, dan mampu membelah, yang menangani pertukaran sejumlah besar zat (seperti air, elektrolit, glukosa, dll) dengan cairan amnion.
Lapisan sel basal bersandar pada suatu membran basal dan pada bulan ke-3 mulai berproliferasi dengan giat sehingga epidermis menjadi 3 lapis dan beberapa lapis lebih banyak pada bulan ke-5.
Pada bulan ke-5 juga, proses keratinisasi dimulai, yakni terbentuknya selapis stratum korneum sehingga peridermis akhirnya berdegradasi.
Kemudian ada yang namanya keratinosit dan sel mesenkim. Keratinosit akan menyekresi faktor penghambat mitosis (chalone) yang mengurangi kecepatan mitosis sel basal, sedangkan sel mesenkim dermis menyekresi faktor (contoh, faktor pertumbuhan epidermis, EGF), yang meningkat kan kecepatan pembelahan epitel. Dengan cara ini, terbentuk suatu sistem umpan balik antara lapisan permukaan dan lapisan kulit embrional yang lebih dalam, dan mencegah terjadinya proses perkembangan atipik setempat dalam satu arah.
Selain mulai berproliferasi dengan giat, pada bulan ke-3 juga melanosit bermunculan pada epidermis, yang berasal dari Krista neuralis, namun granula pigmennya (melanosom) tidak disimpan, melainkan diberikan ke sel epidermis basal (transfer pigmen) sehingga menimbulkan warna kecoklatan pada kulit.1
2.1.1 Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale.2
a.       Stratum korneum
Stratum korneum adalah lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapisan  sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin  (zat tanduk).
b.      Stratum lusidum
Stratum lusidum terdapat langsung di bawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan tersebut tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki.
c.       Stratum granulosum
Merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Butir-butir kasar ini terdiri atas keratohialin.
d.      Stratum spinosum
Terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen, dan inti terletak ditengah-tengah. Sel-sel ini makin dekat ke permukaan makin gepeng bentuknya. Di antara sel-sel stratum spinosun terdapat jembatan-jembatan antar sel yang terdiri atas protoplasma dan tonofibril atau keratin. Pelekatan antar jembatan-jembatan ini membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus Bizzozero. Di antara sel-sel spinosum terdapat pula sel Langerhans. Sel-sel stratum spinosum mengandung banyak glikogen.
e.       Stratum germinativum
Terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun vertical pada perbatasan dermo-epidermal berbasis seperti pagar (palisade). Lapisan ini merupakan  lapisan epidermis yang paling bawah. Sel-sel basal ini mrngalami mitosis dan berfungsi  reproduktif. Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel yaitu sel-sel yang berbentuk kolumnar  dengan protoplasma basofilik inti lonjong dan besar, dihubungkan satu dengan lain oleh  jembatan antar sel, dan sel pembentuk melanin atau clear cell yang merupakan sel-sel berwarna muda, dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap, dan mengandung butir pigmen (melanosomes)



2.1.2 Lapisan Dermis3
        Lapisan yang terletak dibawah lapisan epidermis adalah lapisan dermis yang jauhlebih tebal daripada epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastis dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian yakni pars papilare yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah, dan pars retikulare yaitu bagian bawahnya yang menonjol kea rah subkutan, bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin dan retikulin.
        Dasar lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat, dibagian ini terdapat pula fibroblast, membentuk ikatan yang mengandung hidrksiprolin dan hidroksisilin. Kolagen muda bersifat lentur dengan bertambah umur menjadi kurang larut sehingga makin stabil. Retikulin mirip kolagen muda. Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf dan mudah mengembang serta lebih elastis.
 2.1.3 Lapisan Subkutis3
Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis yang terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah. Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lain oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adipose, berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama bergantung pada lokasinya. Di abdomen dapat mencapai ketebalan 3 cm, di daerah kelopak mata dan penis sangat sedikit. Lapisan lemak ini juga merupakan bantalan.
Vaskularisasi di kulit diatur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak di bagian atas dermis (pleksus superficial) dan yang terletak di subkutis (pleksus profunda). Pleksus yang di dermis bagian atas mengadakan anastomosis di papil dermis, pleksus yang di subkutis dan di pars retikulare juga mengadakan anastomosis, di bagian ini pembuluh darah berukuran lebih besar.



2.2. Anatomi kulit
Pembagian kulit secara garis besar disusun oleh tiga bagian utama yaitu lapisan epidermis, lapisan dermis, dan subkutis.

 2.2.1 Epidermis 
Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale.4
a.       Stratum korneum adalah lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapisan sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk).
b.      Stratum lusidum terdapat langsung di bawah lapisan korneum, merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan tersebut tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki.
c.       Stratum granulosum merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Butir-butir kasar ini terdiri atas keratohialin.
d.      Stratum spinosum terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis. Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen, dan inti terletak ditengah-tengah. Sel-sel ini makin dekat ke permukaan makin gepeng bentuknya. Di antara sel-sel stratum spinosun terdapat jembatan-jembatan antar sel yang terdiri atas protoplasma dan tonofibril atau keratin. Pelekatan antar jembatan-jembatan ini membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus Bizzozero. Di antara sel-sel spinosum terdapat pula sel Langerhans. Sel-sel stratum spinosum mengandung banyak glikogen.
e.       Stratum basalis terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun vertical pada perbatasan dermo-epidermal berbasis seperti pagar (palisade). Lapisan ini merupakan lapisan epidermis yang paling bawah. Sel-sel basal ini mrngalami mitosis dan berfungsi  reproduktif. Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel yaitu sel-sel yang berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik inti lonjong dan besar, dihubungkan satu dengan lain oleh jembatan antar sel, dan sel pembentuk melanin atau clear cell yang merupakan sel-selmberwarna muda, dengan sitoplasma basofilik dan inti gelap, dan mengandung butir pigmen (melanosomes). 4
2.2.2. Lapisan Dermis
Lapisan yang terletak dibawah lapisan epidermis adalah lapisan dermis, yang jauh lebih tebal daripada epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastis dan fibrosa padat dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian yakni pars papilare yaitu bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah, dan pars retikulare yaitu bagian bawahnya yang menonjol kea rah subkutan, bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin dan retikulin. 3
Dasar lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat, dibagian ini terdapat pula fibroblast, membentuk ikatan yang mengandung hidrksiprolin dan hidroksisilin. Kolagen muda bersifat lentur dengan bertambah umur menjadi kurang larut sehingga makin stabil. Retikulin mirip kolagen muda. Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf dan mudah mengembang serta lebih elastis.3
2.2.3. Lapisan Subkutis
Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis yang terdiri atas jaringan ikat longgarberisi sel-sel lemak di dalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah. Sel-sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lain oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adipose, berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama bergantung pada lokasinya. Di abdomen dapat mencapai ketebalan 3 cm, di daerah kelopak mata dan penis sangat sedikit. Lapisan lemak ini juga merupakan bantalan.3
Vaskularisasi di kulit diatur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak di bagian atas dermis (pleksus superficial) dan yang terletak di subkutis (pleksus profunda). Pleksus yang di dermis bagian atas mengadakan anastomosis di papil dermis, pleksus yang di subkutis dan di pars retikulare juga mengadakan anastomosis, di bagian ini pembuluh darah berukuran lebih besar. Bergandengan dengan pembuluh darah teedapat saluran getah bening.3

2.3. Fisiologi kulit dan rambut
2.3.1 fisiologi kulit
a.       Fungsi proteksi3
1)      Gangguan fisis dan mekanis
Kulit menjaga bagaian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis (tekanan, gesekan, tarikan. Fungsi kulit sebagai proteksi disebabkan oleh adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit, dan serabut-serabut jaringan penunjang yang berperan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis. Proses keratinisasi juga berperan sebagai sawar (barrier) mekanis karena sel-sel mati melepaskan diri secara teratur.
2)      Gangguan kimiawi dan ganguan infeksi jamur dan bakteri.
Gangguang kimiawi misalnya zat-zat kimia terutama yang bersifat iritan, contohnya lisol, karbol, asam dan alkali kuat lainnya. Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang impermeable terhadap berbagai zat kimia dan air. Selain itu, terdapat lapian keasaman kulit yang melindungi kontak zat-zat kimia dengan kulit. Lapisan keasaman kulit ini mungkin terbentuk dari hasil ekskresi keringat dan sebum, keasaman kulit menyebabkan pH 5-6.5 sehinga merupakan perlindungan kimiawi terhadap infeksi bakteri maupun jamur.
3)      Gangguan yang bersifat panas
gangguan yang bersifat panas contohnya adalah radiasi, sengatan ultra violet, melanosit yang ada pada kulit perperan dalam melindung kulit terhadap pajanan sinar matahari dengan mengadakan tanning
b.      fungsi absorbs
kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda-enda padat, namun cairan yang mudah menguap dan lemak, lebih mudah diserap. Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolism, dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antar sel, menembus sel-sel epidermis atau melalui muara saluran kelenjar.3
c.       Fungsi ekskresi
Kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang suda tidak berguna lagi atau sisa sisa metabolism dalam tubuh berupa naCl, urea, asam urat dan ammonia.3
d.      Fungsi presepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas, diperankan oleh badan-badan ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak didermis. Badan taktil meisner terletak di papilla dermis, berperan dalam keluarga, fungsi pengaturan suhu tumbah. Kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan otot kontraksi. Tonus vascular dipengaruhi oleh saraf simpatis (asetilkolin). Melanosom dibentuk oleh alat golgi dengan bantuan enzim tirosinase3
e.       fungsi keratinisasi
keratosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan, sel bahan yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin keatas, sel menjadi semakin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama initi menghilang dan keratinosit ini menjadi sel tanduk yang amorf.3
f.       fungsi pembentukan vitamin D
fungsi ini dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan tubuh akan vit
amin D tidak cukup. Sehingga pemberian vitamin D, sistemik masih tetap diperluakan.3
2.3.2 Fisiologi rambut
2.3.2.1 Pertumbuhan rambut
Pertumbuhan rambut telah dimulai saat janin berusia 4 bulan di dalam kandungan. Pada usia inibibit  rambut  sudah ada dan menyebar rata diseluruh permukaan kulit.Diakhir bulan ke 6 atau awal bulan ke 7 usia kandungan, rambut pertama sudah mulai tumbuh dipermukaan kulit, yaitu berupa rambut Lanugo. Kemudian menjelang bayi lahir rambut  bayi ini akan rontok, diganti dengan rambut Terminal. Rambut tidak mengalami pertumbuhan secara terus-menerus.5
Pada waktu-waktu tertentu pertumbuhan rambut itu terhenti dan setelah mengalami istirahat sebentar, rambut akan rontok sampai ke matriks rambut. Sementara itu, papil rambut sudah membuat persiapan rambut baru sebagai gantinya. Dua pertumbuhan rambut mengalami pergantian melalui 3 fase,yaitu:5

a.       Fase anagen (fase pertumbuhan)
Fase anagen adalah fase pertumbuhan rambut ketika papil rambut terus membentuk sel rambut secara mitosis. Fase anagen berlangsung 2-6 tahun.
b.      Fase katagen (fase istirahat)
Fase ini berlangsung hanya beberapa minggu.
c.       Fase telogen (fase kerontokan)
Fase ini berlangsung antara 90-100 hari.Pada akhir fase ini, folikel rambut beralih ke fase anagen secaras pontan

2.4.Histologi kulit dan rambut
2.4.1 Histologi kulit
Sel-sel Epidermis
2.1.Keratinosit6
Keratinosit merupakan sel terbanyak yang terdapat di epidermis (sebanyak 85-90%). Sel ini berasal dari lapisan embrional ektoderm yaitu krista neuralis. Sel keratinosit berfungsi menghasilkan keratin dan juga lapisan kedap air, melalui proses keratinisasi. Proses keratinisasi dimulai dari tahapan proliferasi yang terjadi di stratum basal, kemudian mengalami deferensiasi, dan pada akhirnya menyebabkan kematian sel yang menyebabkan terjadinya pengelupasan lapisan terluar dari lapisan epidermis.

2.2.Melanosit6
Melanosit merupakan salah satu jenis sel yang ditemukan di lapisan epidermis kulit, meliputi 7-10% sel yang ada di epidermis. Sel melanosit terdapat pada stratum basale dan paling jauh terdapat pada lapisan stratum spinosum. Sel ini berasal dari lapisan ektoderm (krista neuralis). Bentuk dari sel ini kecil, bercabang dendritik, serta paling banyak ditemukan pada kulit muka dan genitalia eksterna.
Jumlah melanosit pada setiap individu relatif sama walaupun memiliki ras yang berbeda. Perbedaan warna kulit terutama ditentukan oleh aktivitas pembentukan melanin. Melanosit mensistesis pigmen melanin di melanosom. Pigmen tersebut tidak disimpan tetapi didistribusikan ke sitoplasma sel-sel keratinosit yang berada di sekitarnya.

2.3.Sel Langerhans6
Merupakan sel dendritik yang berbentuk bintang (stelata) yang ditemukan di antara keratinosit pada daerah atas stratum spinosum. Permukaan selnya mempunyai reseptor permukaan penanda imunologis yang mirip makrofag. Sel ini berfungsi mengikat antigen dan merupakan sel pembawa antigen (APC) sehingga limfosit T bereaksi terhadap antigen yang dibawanya. Sel Langerhans juga memiliki peran penting dalam respon alergi kontak (dermatitis kontak) dan respon imun selular lain pada kulit.

2.4.Sel Merkel6
Sel Merkel merupakan sel yang terdapat di epidermis kulit dengan jumlah yang paling sedikit di bandingkan sel-sel yang lain. Sel ini berdasarkan embriologinya berasal dari krista neuralis. Sel merkel dapat ditemukan di stratum basal kulit tebal terutama pd ujung jari, dan juga dapat di temukan di folikel rambut dan mukosa mulut. Bentuk sel besar, sitoplasma bercabang pendek. Serat saraf tak bermielin tampak menembus membran basalnya, melebar seperti cakram dan menempel pd bagian basal sel. Fungsi dari sel ini adalah sebagai mekanoreseptor.
2.4.2Histologi Rambut6
2.4.2.1 Bagian-bagian pada rambut,
a.       Batang rambut/ scapus pili
b.      Akar rambut/ radix pili
c.       Folikel rambut
d.      Papila rambut dalam bulbus pili
e.       Matrix pili
f.       m. arektor pili
g.      kelenjar sebasea + kelenjar keringat
2.4.2.2  Rambut mempunyai tiga lapisan utama yaitu:6
a.       Medula pili, terletak paling tengah, biasanya tampak lebih terang daripada bagian lainnya. Sel-selnya berbentuk polygonal, tersusun jarang satu sama lain. Di dalam sitoplasmanya terlihat sedikit pigmen melanin. Ingat, bahwa tidak semua rambut mempunyai medulla.
b.      Korteks pili, merupakan bagian yang paling tebal, struktur sel dalam lapisan ini tidak jelas karena tertutup pigmen melanin.
c.       Kutikula pili, lapisan ini kadang dapat terlihat jelas. Sel-sel yang menyusun lapisan ini sangat gepeng, saling berselip, berhimpitan dengan sel-sel kutikula sarung akar rambut dalam, sehingga sulit dibedakan satu dengan lainnya.
2.4.2.3  Sarung akar rambut
Kemudian folikel rambut, terdiri atas sarung akar rambut dalam dan sarung akar rambut luar. Sarung akar rambut dalam mempunyai 3 lapisan,, dari dalam keluar berturut-turut yaitu:6
a.       Kutikula sarung akar rambut, sukar dikenali karena menyatu dengan kutikula pili.
b.      Lapisan Huxley, mempunyai granula trikohialin, biasanya mudah dikenali, struktur sel menjadi kabur karena inti selnya tertutup granula ini.
c.       Lapisan Henle, kadang tidak tampak karena sering hanya satu atau dua lapis sel saja, sel-selnya tampak jernih karena tidak mempunyai granula.

       Sarung akar rambut luar, merupakan lanjutan stratum Malpighi epidermis, sehingga mempunyai gambaran yang sama. Sel-selnya tampak lebih padat dan kecil-kecil. Bagian paling luar sarung ini juga mempunyai lanjutan membran basalis epidermis, di sini tampak lebih tebal dan terang sehingga disebut membrana vitrea (“glassy membrane”) Bila akar rambut diikuti terus ke bawah, maka terdapat matrix pili yang sel-selnya relatif lebih besar. Sel-sel ini tersusun di puncak papila pili. Jaringan yang menyusun papila pili adalah jaringan ikat jarang yang menonjol ke dasar bulbus pili.Kebanyakan sajian dapat dilihat berkas otot polos yang membentuk arektor pili.6

2.5. Biokimia kulit
Protein penyusun kulit yang utama adalah zat keratin, kolagen, elastin dan melanin.
2.1.Keratin
Keratin merupakan protein struktural terpenting (merupakan intermediate filament) dari jaringan epitel yang memberi fungsi struktural. Intermediate filament ini memiliki diameter sekitar 8-10 nm. Keratin banyak ditemukan di kulit bagian lapisan tanduk, kuku dan rambut. Secara biokimia, keratin merupakan untaian a-heliks yang panjang diselingi oleh segmen non heliks pendek. a-heliks adalah asam amino yang memutar ke arah kanan yang disebut heliks karena susunannya yang tidak menetap. Keratin memiliki dua tipe, tipe yang pertama disebut keratin asam (tipe I, ± 310 aa), sedangkan tipe yang kedua adalah keratin basa (tipe II, ± 310 aa) yang memiliki ujung karboksil yang lebih panjang. Baik tipe I maupun tipe II memiliki struktur yang sama, yaitu bagian –NH2 yang membentuk kepala, dan bagian -COOH yang membentuk ekornya.7
Keratin tipe I dan II yang masing-masing memiliki 15 varian ini akan berpilin, berikatan membentuk coiled coil atau kumparan yang disebut struktur heterodimer. Kontak antara kedua jenis a-heliks dibentuk oleh rantai samping asam amino yang hidrofobik pada satu sisi dari tiap heliks. Dua struktur heterodimer tadi akan tersusun secara antiparalel yang disebut protofilamen, Dua protofilamen akan membentuk protofibril dimana empat protofibril akan membentuk sebuah mikrofibril. Gambar 1 dapat memberi gambaran utuk komponen pembentuk serat ini. 7
Perlu dipahami bahwa keratin yang berbeda akan diekspresikan pada sel yang berbeda. Contohnya pada lamina basal dari epidermis kulit, K14 adalah keratin tipe I terbanyak dan K15 adalah keratin tipe 2 terbanyak; Stratum spinosum dan granulosum, K10 dan K1 adalah keratin tipe I dan II terbanyak; sedangkan pada single-layeredepithelial cells keratin yang diekspresikan paling banyak adalah K18, 19, 20 (tipe nI) dan K7,8 (tipe II); pada kuku dan rambut berbagai pasangan keratin lainnya.7
Keratin kemiliki kekhasan yaitu banyak mengandung sistein, sistin (sistein-sistein). Sistein merupakan asam amino yang mengandung sulfur (sehingga jika rambut (yang zat mengandung keratin) dibakar, akan tercium bau sulfur, bau sengit) sedangkan sistin merupakan ikatan antara 2 sistein. 2 sistein bergabung membentuk sistin. Sistein memiliki ikatan S-H, dan sistin memiliki ikatan S-S. Pada perubahan jenis/tipe rambut yang permanen misalnya, yang diganggu/di intervensi adalah ikatan sistinnya, ikatan S-S nya yang akan di dekomposisi, di reduksi/diurai menjadi ikatan sistein (S-H). Dan dibentuk lagi ikatan S-S yang baru.7

2.2.Kolagen
Salah satu hal yang membedakan kulit dari organ lainnya adalah penentu kekuatan mekanisnya. Jika organ lain ditentukan oleh sel junction dan protein struktural pada sel, kulit ditentukan oleh zar antar sel, terutama kolagen.  Kolagen merupakan protein fibrosa yang merupakan komponen utama jaringan ikat dan merupakan protein yang paling banyak jumlahnya pada mamalia. Kolagen dapat dijumpai di tulang, tendon, kulit, pembuluh darah, dan kornea mata. Sedikitnya terdapat 14 jenis kolagen, namun hanya kolagen tipe I, II, III, V, VI dan Xi yang membentuk fibril. Kolagen tipe I dan III terdapat di kulit, pembuluh darah dan hollow viscera; kolagen tipe I dan II banyak ditemukan di kartilago; sedangkan kolagen tipe IV merupakan kolagen nonfibliar yang terpenting dan menyusun membrane basal. 7
Kolagen tipe I merupakan kolagen yang paling banyak di tubuh, terdiri dari 33% aa glisin, dan 10% aa prolin, sisanya adalah asam amino 3-hydroxyproline, 4-hydroxyproline, dan 5-hidroxilisin. Ketiga asam amino ini tidak memiliki kodon penyandi sehingga pembentukannya dilakukan saat masa post-translasi. Kolagen tidak mengandung asam amino essensial sehingga kolagen tidak cocok untuk menjadi sumber makanan. Kolagen juga mengandung sedikit karbohidrat pada bagian hydroxilisin dengan konstituen glu-gal. Kolagen tidak dapat larut dalam air, akan tetapi pemanasan akan mengubah kolagen menjadi gelatin. 7
Struktur dasar penyusun kolagen adalah tropokolagen yang terdiri dari 3 polipeptida, yaitu dua set a1(I) dan 1 set a2(I) yang memutar membentuk heliks dengan putaran ke arah kanan seperti terlihat pada Gambar 2. Masing-masing polipeptida ini memiliki struktur yang unik, yakni membentuk heliks poliproline tipe II yang berbeda dengan a-heliks. Selain itu, polipeptida ini menempatkan glisin pada setiap posisi yang ketiga dan setiap putaran terdiri dari 3 asam amino sehingga residu glisin akan berada pada sisi yang sama. Struktur polipeptida distabilkan dengan adanya sisi samping hydroxiproline dan proline, bukan dengan ikatan hidrogen. 7
Tropokolagen akan membentuk tali tambang dengan menyusun diri secara parallel dengan bentuk yang sangat khas, seperti Gambar 2.8. Dengan struktur seperti ini, kolagen akan terlihat membentuk lapisan saat di bawah mikroskop elektron, struktur ini disebut serabut kolagen atau kolagen fibril. Fibril ini sangat kuat, hanya dengan diameter 1 mm, fibril kolagen dapat menahan beban hingga 10 Kg, karena itu serat ini banyak ditemukan di tendon. Kolagen juga tahan lama, dimana usianya dimulai dari mingguan (pada pembuluh darah dan scar) hingga masa tahunan (pada tulanag). Kolagen bersifat sangat tahan terhadap protease biasa (pepsin dan renin) sehingga butuh protease khusus berupa kolagenase ekstraseluler yang memotong ikatan peptida pada tiga perempat panjang teriple heliks tadi. Fragmen ini akan membuka secara spotan dan akhirnya dipotong oleh protease7
Seperti semua protein ekstraseluler, kolagen dikeluarkan melalui jalur sekretori. Polipeptida disintesis di ribosom pada RE dinamakan pre-prokolagen yang terdiri dari kurang lebih 1050 aa. Pada bagian terminalnya, temukan bagian perpanjangan yang disebut propeptida, sejumlah ± 170 aa di ujung amina dan ±220 aa di ujung karboksil. Jalur dari prekolagen menjadi kolagen yang matur tergambar pada Gambar 2.9. 7

Keterangan : 7
1.      Polipeptida akan disintesis di ribosom oleh RER, kemudian sinyal peptidase akan memotong 25 aa pada bagian ujung amino, membentuk pre-prokolagen menjadi prokolagen.
2.      Terbentuk ikatan disulfat intrachain pada rantai a1(1) pada ujung amina dan ikatan disulfida interchain pada ujung karboksilat.
3.      Terjadi hidroksilasi rantai samping prolyl dan lysyl, sehingga dibutuhkan 4-hydroxyproline, 3-hydroxyproline, 5-hydroxylysine.
4.      Beberapa residu pro dan lys mengalami hidroksilasi. Setelah di hidroksilasi, 5-hidroksi-lys mengalami glikosilasi dengan prekursor UDP-Galaktosa dan UDP-Glukosa.
5.      Pembentukan tripel heliks dari terminal C ke terminal N. Perlu diperhatikan proses ini adalah ikatan sulfida akan membantu menginisiasi proses ini. Apabila terjadi keterlambatan pembentukan heliks, maka glikosilasi akan terjadi terus menerus.
6.      Prokolagen kan disekresi dari sel, yaitu dalam bentuk tripel heliks. Pada saat ini, molekul coil yang bersifat improper berdegenerasi di dalam sel.
7.      Propeptida (170aa pada ujung N dan 220 aa pada ujung C) dilepaskan oleh protease ekstrasel – prokolagen diubah menjadi tropokolagen atau telopeptida (molekul nonhelikal pendek yang terletak di ujung).
8.      Tropokolagen yang telah terpotong ujungnya akan bersatu membentuk fibril. Propeptida berfungsi untuk menghambat terbentuknya fibril yang terjadi di dalam sel dan juga berfungsi untuk menginisiasi triple heliks
9.      Fibril akan menggandakan cross-linked dengan bantuan enzim lysyl oksidase. Enzim ini membutuhkan oksigen dan coper yang bekerja pada ujung tropokolagen. Mekanisme yang terjadi adalah mengoksidasi residu alisil lainnya dan membentuk ikatan yang sangat kuat.

Pada manusia dengan usia yang lebih tua, kolagen akan memiliki ikatan persilangan lebih banyak dibandingkan dengan manusia dengan umur yang lebih muda. Selain itu, asam askorbat juga berperan sangat penting untuk mengkatalis reaksi hidroksilasi prolil dan lysil. Penyakit akibat kekurangan vitamin C adalah scurvy yang ditandai dengan kolagen yang muidah terdenaturasi pada suhu ruangan. 7

2.3.Elastin
Elastin bersama-sama dengan mikrofibril disekitarnya memegang peranan penting untuk mengembalikan struktur ke bentuk semula setelah mengalami deformasi mekanik. 7 Elastin terdiri dari asam amino glisin (31%), alanin (22%), prolin (11%), dan sedikit 4-hidroksiproline, namun tidak mengandung OH-Lys (pembeda dengan kolagen). Elastin disintesis sebagai monomer solubel – tropoelastin. Sebagai residu Pro mengalami hidroksilasi menjadi OH-Pro. Alisin membentuk cross-linked antara tiap fibril sehingga membutuhkan enzim lysil oksidase. Akan tetapi, yang unik pada cross-linked elastin adalah adanya desmosin (tidak terdapat pada kolagen). 7
Elastin dapar meregang dan memendek seperti karet. Hal ini dimungkinkan karena adanya interaksi hidrofobik pada rantai samping. Pada peregangan, ikatan ini hilang tetapi masih ada ikatan kovalen yang menahan agar elastin kembali ke bentuk semula seperti terlihat pada Gambar 2.11. 7
Serat Elastin dikelilingi  oleh mikrofibril. Mikrofibril yang penting adalah fibrilin-1. Defek pada fibrilin-1 akan menyebabkan Marfan Syndrome Banyak pesien meninggal karena ruptur aorta. 7

2.4.Melanin
Melanin adalah produk dari melanosit dan berfungsi untuk membedakan warna kulit. Melanin disintesis dalam dua bentuk, yakni berwarna gelap-coklat kehitaman (ditemukan pada rambut dan retina manusia) yang dinamakan eumelanin dan pheomelanin yang berwarna kuning cerah. Tirosinase akan mengkatalis pembentukan melanin dan tirosin yang dikenal dengan jalur Raper Manson 32. Tirosinase mengubah tirosin menjadi DOPAquinon, dengan produk intermediet berupa DOPA yang tetap terikat pada sisi aktif tirosinase.
Proses ini mengubah DOPA menjadi DOPAquinon. Step ini memungkinkan transisi ke ikatan dengan oksigen dengan mereduksi tembaga pada sisi aktifnya. Dengan bantuan oksigen, tirosinase bisa menggunakan tirosin dan DOPA sebagai substratnya. Yang menarik dari tirosinase adalah DOPA dapat memicu maturasi tirosinase dangan menginduksi transport dari RE ke Golgi. 8
Tirosin menjadi DOPA dan DOPA menjadi DOPAquinon dikatalis oleh enzim tirosinase. DOPA dapat dengan spontan teroksidasi menjadi melanin. Oleh karena itu, kecepatan sintesis melanin dari tirosin dikendalikan oleh tahapan tirosin menjadi DOPA2
DOPA dibutuhkan secara terus menerus untuk aktifitas dari tirosinase sehingga terus menerus dapat berubah menjadi DOPAquinon. Salah satu mekanisme adalah endocyclization spontan dari DOPAquinon menjadi cyclodopa. Jalur alternative adalah DOPAquinon direduksi menjadi DOPA dengan mengoksidasi gugus sulfihidril pada tirosinase yang membentuk gugus disulfide yang diperlukan untuk menstabilkan protein. 8
Melanin adalah campuran pheomelanin dan eumelanin monomer yang rasionya menentukan warna akhir dari kulit. Karakteristik melanin adalah kemampuannya mengabsorbsi sinar UV dan memproteksi DNA dari kerusakan. Akan tetapi, intermediet dari sintesis melanindan melanin sendiri bisa berbahaya. Quinon yang diproduksi tirosinase adalah bersifat sitotoksik dan memediasi kematian sel apabila terdapat dalam konsentrasi tinggi. Melanin dapat bersifat fotoreaktif dan merusak DNA sengan memproduksi oksigen reaktif terhadap kelebihan UVA. Peningkatan jumloah pheomelanin dan intermediet melanin – diekstrak dari kulit kerang – menginduksi kerusakan DNA yang lebih tinggi pada kulit terang tidak disebabkan oleh proteksi natural melainkan pheomelanin yang berlebihan dan bersifat mutagenesis. 8

2.5. Pengaruh Hormon terhadap kulit
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis. Ada beberapa hormon yang mempengaruhi kulit, yaitu estrogen, progesteron, Melanocyte Stimulating Hormone/MSH, dan melatonin.9
Hormon estrogen dan progesteron dipercaya mempengaruhi pembentukan dan pemeliharaan kulit secara langsung, meskipun mekanismenya belum diketahui secara pasti. Pada saat wanita mengalami pubertas, terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron yang signifikan, hal ini berdampak pada perkembangan tanda-tanda pubertas seperti pembesaran payudara dan menstruasi. Selain itu, peningkatan hormon tersebut menyebabkan kulit terasa lebih halus dan elastis. Akibat dari kekurangan estrogen, misalnya pada saat terjadinya menopause, akan menyebabkan penuaan kulit terjadi, kulit akan menjadi kering, berkurangnya elastisitas, dan mengalami atrofi. Proses penuaan ini akan menyebabkan perubahan-perubahan fisiologis kulit seperti kulit kering, permukaan kulit kasar dan bersisik, kulit menjadi kendor dan berkerut, dan terlihatnya garis-garis lipatan pada kulit. 9
Fungsi MSH adalah bersamaan dengan Adrenocorticotropic hormon (ACTH) terlibat dalam pembentukan kulit serta mengontrol kadar melanin pada kulit, sedangkan melatonin berfungsi untuk mengaktifkan melanosit. Melanin yang bertanggung jawab untuk memproduksi pigmen warna di beberapa bagian tubuh seperti mata, kulit, dan rambut. Melanin dihasilkan oleh melanosit pada lapisan bawah epidermis. Melanosit di bagian epidermis terdalam juga berfungsi menutup luka dan mengembalikan integritas kulit sel – sel, serta memproduksi melanin, pigmen gelap kulit. Oleh sebab itu, umumnya orang berkulit lebih gelap mempunyai lebih banyak melanosit aktif. 9

2.6. Derivat dari kulit
Derivate atau biasa disebut sebagai adneksa kulit terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut, dan kuku3
a.       Kelenjar-kelenjar kulit terdapat dilapisan dermis, terdiri atas :3
1)      Kelenjar keringat (glandula sudorifera)
Terdapat dua macam kelenjar keringat, yaitu kelenjar ekrin (kecil, terletak dangkal didermis dengan secret yang encer) dan kelenjar apokrin (lebih besar, terletak lebih dalam, dan sekretnya lebih kental).
Kelenjar telah dibentuk sempurna pada 28 minggu kehamilan dan baru berfungsi 40 minggu setelah kelahiran. Saluran kelenjar ini berbentuk spiral dan langsung bermuara di permukaan kulit. Terdapat diseluruh permukaan kulit dan terbanyak di telapak tangan dan kaki, dahi serta aksila. Sekresi tergantung pada beberapa faktor dan dipengaruhi oleh saraf kolinergik, faktor panas dan stress emosional
Kelenjar apokrin dipengaruhi oleh saraf adrenergic, terdapat di aksila, areola, mamae, pubis, labia minora, dan saluran telinga luar. Fungsi apokrin pada manusi belum jelas pada waktu kecil. Namun pada masa pubertas, apokrin mulai membesar dan mengeluarkan secret. Keringat mengandung air, elektroli, asam laktat, dan glukosa, biasanya pH sekitar 4 - 6.8
2)      Kelenjar palit (glandula sebasea)
Terletak diseluruh permukaan kulit manusia, kecuali di telapak tangan dan kaki. Kelenjar ini disebut juga dengan kelenjar holokrin tidak berlumen dan secret kelenjar ini berasal dari dekomposisi sel-sel kelenjar. Kelenjar palit biasanya terletak disamping akar rambut dan muaranya terdapat pada lumen akar rambut (folikel rambut). Sekresi dipengaruhi oleh hormone androgen. Pada anak-anak jumlah kelenjar palit sedikit, dan saat pubertas menjadi lebih besar dan banyak serta sudah mulai berfungsi secara aktif.

b.      Kuku
Kuku adalah bagian dari terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang menebal. Bagain kuku yang terbenam dalam kulit jari disebut akar kuku (nail root), bagain terbuka diatas dasar jaringan lunak kulit pada ujung jari disebut badan kuku (nail plate), yang paling ujung adalah bagian kuku yang bebas. Kuku tumbuh dari akar kukukeluar dengan kecepatan tumbuh kira-kira 1 mm per minggu.3
Sisi kuku agak mencekung membentuk alur kuku (nail groove). Kulit tipis yang menutupi kuku di bagaian proksimal disebut eponikium. Kulit yang ditutupi bagian kuku bebas disebut hiponikium.3
c.       Rambut
Rambut terdiri atas begian yang terbenam dalam kulit (akar rambut) dan bagaian yang berada diluar kulit (batang rambut). Ada 2 macam tipe rambut, yaitu lanugo yang merupakan rambut halus, tidak mengandung pigmen dan terdapat pada bayi dan rambut terminal yaitu rambut yang lebih kasardengan banyak pigmen, mempunya medulla, dan terdapat pada orang dewasa.3
Selain di kepala, rambut juga terdapat di bulu mata, rambut ketiak, rambut kemaluan, kumis dan janggut yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh hormone seks (androgen). Rambut halus di dahi dan badan lain disebut rambut velus.
Rambut tumbuh secara siklik, fase anagen (pertumbuhan) berlangsung 2-6 tahun dengan kecepatan tumbuh kira-kira 0.355 mm per hari. Fase telogen (istirahat) berlangsung beberapa bulan. Diantara kedua fase tersebut terdapat fase katagen (involusi temporer). Pada saat 85% seluruh rambut mengalami fase anagen dan 15% sisanya dalam fase telogen.3
Rambut normal dan sehat berkilat, elastis dan tidak mudah patah dan dapat menyerap air. Komposis rambut terdiri atas karbon 50.60%, hidrogen 6.36%, nitrogen 17.14%, sulfur 5.0% dan oksigen 20.80%. Rambut dapat mudah dibentuk dengan mempengaruhi gugsan disulfida misalnya dengan panas atau bahan kimia.3

2.7. Fungsi kulit dan rambut
2.7.1 Fungsi Kulit
Kulit pada manusia mempunyai peranan yang sangat penting, selain fungsi utama yang menjamin kelangsungan hidup juga mempunyai arti lain, yaitu estetik, ras, indikator sistemik, dan sarana komunikasi non-verbal antara satu dengan yang lain. Fungsi utama kulit ialah proteksi, absorbsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pembentukan pigmen, pembentukan vitamin D, dan keratinisasi. Fungsi kulit3:
a.       Fungsi proteksi
        Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya tekanan, gesekan, tarikan; gangguan kimiawi, misalnya zat-zat kimia terutama yang bersifat iritan, contohnya lisol, karbol, asam, dan alkali kuat lainnya: gangguan yang bersifat panas, misalnya radiasi, sengatan sinar ultra violet; gangguan infeksi luar, terutama kuman/bakteri maupun jamur. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang yang berperanan sebagai pelindung terhadap gangguan fisis.
        Melanosit turut berperanan dalam melindungi kulit terhadap pajanan sinar matahari dengan mengadakan tanning. Proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang impermeabel terhadap berbagai zat kimia dan air, di samping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang melindungi kontak zat-zat kimia dengan kulit. Lapisan keasaman kulit ini mungkin terbentuk dari hasil ekskresi keringat dan sebum, keasaman kulit menyebabkan pH 5-6,5 sehingga merupakan perlindungan kimiawi terhadap infeksi bakteri maupun jamur. Proses keratinisasi juga berperanan sebagai sawar (barrier) mekanis sel-sel mati melepaskan diri secara teratur.
b.      Fungsi absorbsi
        Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun yang larut lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan, metabolisme, dan jenis vehikulum.
        Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antara sel, menembus sel-sel epidermis atau melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.
c.       Fungsi ekskresi
        Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan ammonia. Kelenjar lemak pada fetus atas pengaruh hormone androgen dari ibunya memproduksi sebum untuk melindungi kulitnya terhadap cairan amnion, pada waktu lahir dijumpai sebagai vernix caseosa.
        Sebum yang diproduksi melindungi kulit karena lapisan sebum ini selain meminyaki kulit juga menahan evaporasi air yang berlebihan sehingga kulit tidak menjadi kering. Produk kelenjar lemak dan keringat di kulit menyebabkan keasaman kulit pada pH 5-6,5.
d.      Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis. Badan taktil Meissner terletak di papilla dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
e.       Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
        Kulit merupakan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit mendapatkan nutrisi yang cukup baik. Tonus vascular dipengaruhi oleh saraf simpatis (asetilkolin). Pada bayi biasanya dinding pembuluh darah belum terbentuk sempurna, sehingga terjadi ekstravasasi cairan, karena itu kulit bayi tampak lebih edematosa karena lebih banyak mengandung air dan Na.
f.       Fungsi pembentukan pigmen
        Sel pembentuk pigmen (melanosit), terletak di lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Perbandingan jumlah sel basal : melanosit adalah 10 : 1. Jumlah melanosit dan jumlah serta besarnya butiran pigmen (melanosomes) menentukan warna kulit ras maupun individu. Pada pulasan H.E. sel ini jernih berbentuk bulat dan merupakan sel dendrit, disebut pula sebagai clear cell. Melanosom dibentuk oleh alat Golgi dengan bantuan enzim tirosinase, ion Cu dan dengan O2. Pajanan terhadap sinar matahari mempengaruhi produksi melanosom.
        Pigmen disebar ke epidermis melalui tangan-tangan dendrit, sedangkan ke lapisan kulit di bawahnya oleh sel melanofag (melanofor). Warna kulit tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pigmen kulit, melainkan juga oleh tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi Hb, dan karoten.
g.      Fungsi keratinisasi
Lapisan epidermis dewasa mempunyai 3 jenis sel utama, yaitu keratinosit, sel Langerhans, melanosit. Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan, sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas sel menjadi makin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti menghilang dan keratinosit ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus menerus seumur hidup, dan sampai sekarang belum sepenuhnya dimengerti. Keratinosit melalui proses sintesis dan degradasi menjadi lapisan tanduk. Proses ini berlangsung normal selama kirakira 14-21 hari, dan akan memberikan perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologik.
h.      Fungsi pembentukan vitamin D
Dimungkinkan dengan mengubah 7-dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan tubuh akan vitamin D tidak cukup hanya dari hal tersebut, sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan. Pada manusia, kulit dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit.
i.        Kulit Sebagai Organ Pengatur Panas
        Suhu tubuh manusia adalah tetap, meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal itu dipertahankan karena penyesuaian antara panas yang hilang dan panas yang dihasilkan, yang diatur oleh pusat pengatur panas. Pusat ini segera menyadari bila ada perubahan pada panas tubuh, karena suhu darah yang mengalir melalui medula oblongata. Suhu normal dalam tubuh, yaitu suhu visera dan otak ialah 360 sampai 37.50C.10
        Persarafan vaso-motorik mengendalikan artetiol kutan dengan dua cara, yaitu vaso-dilatasi dan vaso-konstriksi. Pada vaso-dilatasi arteriol membesar, kulit menjadi lebih panas, dan kelebihan panas cepat terpencar dan hilang, dan juga hilang karena kelenjar keringat bertambah aktif dan karena itu terjadi penguapan cairan dari permukaan tubuh. Pada vaso-konstriksi pembuluh darah dalam kulit mengerut, kulit menjadi pucat dan dingin, keringat hampir dihentikan dan hilangnya panas dibatasi. Dengan pengendalian ini pelepasan panas ditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan tubuh. 10
        Kulit adalah organ utama yang berurusan dengan pelepasan panas dari tubuh. Banyak panas juga hilang melalui paru-paru, dan sebagian kecil melalui feses dan urine. Panas dilepas oleh kulit dengan berbagai cara,10
a.       Dengan penguapan. Jumlah keringat yang dibuat tergantung dari banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh dalam kulit.
b.      Dengan pemancaran. Panas dilepas pada udara di sekitarnya.
c.       Dengan konduksi. Panas dialihkan ke benda yang disentuh, seperti pakaian.
d.      Dengan konveksi (pengaliran). Karena mengalirnya udara yang telah panas, maka udara yang menyentuh permukaan tubuh diganti dengan udara yang lebih dingin.
           
Keringat adalah sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah pengendalian saraf simpatis. Keringat terutama berisi larutan garam dengan konsentrasi kira-kira 1/3 dari yang ada dalam plasma. Hal ini hendaknya dibedakan dengan perspirasi atau pelepasan air dengan tak terasa yang hanya berupa difusi air secara sederhana melalui kulit. Dengan perspirasi hilang kira-kira 500 ccm air setiap harinya. Banyaknya keringat berkisar dari 0 sampai 2.000 ccm setiap hari, tergantung dari kebutuhan tubuh akan pengaturan suhu.
Kelenjar keringat adalah alat utama untuk merendahkan suhu tubuh. Berbagai jumlah air dapat dilepaskan, kira-kira setengah liter sehari pada iklim sedang, kurang pada iklim dingin dan lebih pada yang panas. Suhu lingkungan yang lebih tinggi dari suhu tubuh dapat dirasakan cukup nyaman bila udara kering, tetapi kelembaban dapat menyebabkan rasa sangat tidak enak karena menghalangi hilangnya suhu tubuh melalui penguapan.
j.        Kulit sebagai Indera Peraba
Rasa sentuhan yang disebabkan oleh rangsangan pada ujung saraf di dalam kulit, berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang. Perasaan panas, dingin, sakit, semua ini perasaan yang berlainan. Di dalam kulit terdapat tempat-tempat tertentu, yaitu tempat perabaan, beberapa sensitif terhadap dingin, beberapa terhadap panas, dan lain lagi terhadap sakit.
Perasaan yang disebabkan tekanan yang dalam, dan perasaan yang memungkinkan seseorang menentukan dan menilai berat suatu benda, timbul pada struktur lebih dalam, misalnya pada otot dan sendi.10
k.      Tempat Penyimpanan
Kulit dan jaringan di bawahnya bekerja sebagai tempat penyimpanan air. Jaringan adiposa di bawah kulit merupakan tempat penyimpanan lemak yang utama pada tubuh.10
l.        Beberapa bagian kulit memiliki kemampuan Melindungi dari Kulit
Kulit relatif tak tertembus air, dalam arti bahwa ia menghindarkan hilangnya cairan dari jaringan dan juga menghindarkan masuknya air ke dalam jaringan, misalnya bila tubuh terendam air. Epidermis menghalangi cedera pada struktur di bawahnya dan karena menutupi ujung akhir saraf sensorik di dalam dermis, maka kulit mengurangi rasa sakit.
Bila epidermis rusak, misalnya terbakar sampai derajat tiga, maka proteksi ini hilang dan setiap sentuhan terasa nyeri, dan exudasi cairan dari dermis yang sekarang terbuka itu, menyebabkan hilangnya cairan dan elektrolit, dengan akibatnya bahwa pasien berada dalam bahaya dehidrasi, yang dapat menimbulkan keadaan yang lebih parah.10

2.7.2 Fungsi Rambut
Rambut memiliki banyak fungsi yang penting bagi sesorang. Berikut adalah fungsi rambut secara umum5:
a.       Pengaturan suhu badan
Dalam kondisi dingin, pori-pori rambut akan mengecil. Dalam kondisi panas, maka kondisi tersebut berlaku sebaliknya.
b.      Fungsi sensorik
Rambut memperbesar efek rangsang sentuhan terhadap kulit. Sentuhan terhadap bulu mata menimbulkan refleks menutup kelopak mata. Kepekaan kulit terhadap sentuhan berbanding sejajar dengan kelebatan pertumbuhan rambut. Maka kulit kepala dengan kelebatan pertumbuhan rambut 312/cm2 sangat peka terhadap sentuhan. Rambut meningkatkan kepekaan kulit terhadap rangsangan sentuhan.
c.       Fungsi motorik
Kandung rambut yang berhubungan dengan ujung syaraf perasa dengan cepat mampu bereaksi terhadap keadaan yang menjadi penyebabnya, misal jika mendadak merasa tegang atau sangat ketakutan, penegak rambut yang menempel di kandung rambut akan mengkerut (bulu kuduk berdiri).
d.      Indikator kematangan seksual
Pada laki-laki, kumis, jenggot, rambut dada, rambut pada kemaluan, dan rambut yang tumbuh di perut berfungsi sebagai tanda kelamin sekunder yang merupakan ciri-ciri masa pubertas.
e.       Fungsi proteksi
Walaupun memiliki struktur anatomi yang seperti benang, namun dengan kuantitas rambut yang terbilang banyak, rambut dapat melindungi organ dibawahnya dengan cukup efektif. Berdasarkan tempatnya, fungsi proteksi rambut dapat dibagi menjadi:
1)      Pada kepala
Rambut pada kepala melindungi kulit kepala dari berbagai gesekan atau benturan, paparan sinar matahari dan hawa dingin.
2)      Pada Mata.
Rambut mata yang sering kita sebut sebagai alis atau bulu mata, selain untuk kecantikan dan keindahan juga berfungsi sebagai penahan keringat dan hujan yang mengenai dahi dan kemudian ke mata.
3)      Pada Hidung
Dengan adanya rambut pada hidung, maka bakteri, jamur, ataupun debu yang masuk ke dalam hidung akan terhambat dan tersaring. Tidak hanya itu saja, rambut pada hidung juga berfungsi meningkatkan kelembaban udara yang dihirup. Hal ini sangat penting untuk proses respirasi lanjutan.
4)      Pertanda status sosial
Berkembangnya suatu peradaban membawa serta terbentuknya strata sosial.
5)      Menunjukkan identitas profesi
Misalnya seperti guru, anggota TNI dan siswa memiliki keharusan berambut pendek, seniman seperti penyair, pemusik, dan pelukis memiliki kebiasaan memelihara panjang rambutnya.
6)      Penunjang penampilan (estetika)
Rambut pada kepala atau lebih sering diibaratkan sebagai mahkotanya kepala. Berhubungan dengan ini, rambut juga membentuk bingkai dari wajah serta menambah keindahan dan garis warna pada wajah.

2.8. Proses pertahanan tubuh dari kulit dan rambut
Tahap pertama pertahanan adalah mekanisme antibakteri yang tidak tergantung dari pengenalan antigen. Kulit dan permukaan epitel mempunyai sistem non-spesifik atau innate protective system yang membatasi masuknya organisme invasif.1 Asam lemak yang dihasilkan kulit juga bersifat toksik terhadap banyak organisme.12
Kulit merupakan barier fisik yang dapat mempertahankan tubuh dari agen patogen. Apabila terdapat kerusakan kulit, maka kulit akan mempertahankan tubuh dengan proses imunologik yang cepat terhadap agen patogen tersebut dan mengeluarkan mikroorganisme tersebut dari epidermis dan dermis.13
Sistem imun berkembang dengan fungsi yang khusus dan bekerja pada kulit. Sel Langerhans, dendrosit kulit, sel endotel, keratinosit dan sel lainnya semuanya ikut berpartisipasi dalam skin associated lymphoid tissue (SALT) yang mempunyai sistem imun pada kulit.13,14 Ketika mikroorganisme menembus barier kulit akan merangsang respons imun. Kulit seperti halnya organ lain akan merusak mikroorganisme tersebut dan mengeliminasi antigen.13





Sel yang berperan dalam SALT:
Sel
Mekanisme Kerja
Keratinosit

Sekresi sitokin
Sekresi IL-1 dan melepaskannya ke
daerah yang mengalami kerusakan
Melepaskan mediator
Memproses antigen dan
Mempresentasikan
Sel Langerhans

Memproses antigen
Mempresentasikan antigen ke sel T
helper
Melepaskan mediator
Dendrosit kulit
Memproses dan mempresentasikan
Antigen
Makrofag kulit

Memproses dan mempresentasikan
antigen
Fagositosis
Melepaskan mediator
Sel vailed
Transport antigen ke kelenjar limfe
Sel T gamma/delta

Memulai respons imun non-spesifik
Mempresentasikan antigen ke sel T
Supresor
Limfosit
Respons imun selular
Mengontrol dan mengatur respons
imun dan inflamasi
Sekresi limfokin
Bersifat sitotoksik
Leukosit PMN
Fagositosis
Melepaskan mediator
Sel mast

Aktivitas anafilaksis
Melepaskan mediator
Cairan jaringan

Penghantar antibodi
Sel endotel Permeabilitas
pembuluh darah
Entrapment limfosit
Tabel 2.1 sel yang berperan dalam SALT (skin associated lymphoid tissue)12

Antigen terikat pada sel yang dapat mempresentasikan antigen seperti sel Langerhans, makrofag dan dendrosit dermis. Sel tersebut akan memproses antigen dan mempresentasikan fragmen antigen kepada limfosit spesifik.13 Dalam keadaan normal sejumlah kecil limfosit akan melalui dermis di luar pembuluh darah.
Limfosit kemudian akan membentuk sel inflamasi perivaskular. Banyak ahli imunologis berpendapat bahwa populasi limfosit di kulit dilengkapi oleh suatu program untuk beraksi dengan antigen yang sebelumnya telah pernah kontak dengan kulit. Sirkulasi limfosit dari kulit ke kelenjar limfe kembali ke kulit disebut homing. Limfosit homing masuk ke dalam kulit yang tidak mengalami inflamasi untuk mencari adanya antigen. Bila ada antigen, limfosit akan mengaktivasi sel endotel gepeng untuk mengumpulkan limfosit lain sebagai bagian dari reaksi inflamasi yang ditimbulkannya. Bila limfosit spesifik yang telah tersentisisasi bereaksi dengan antigen, respons imun dapat timbul. Kurang lebih 5% dari limfosit di dermis pada reaksi imun yang diperantarai oleh sel adalah limfosit yang secara spesifik bereaksi terhadap antigen. Limfosit tambahan dapat dikumpulkan ke area tersebut oleh limfokin yang dikeluarkan oleh limfosit spesifik sebagai respons terhadap adanya antigen. Respons imun dapat pula ditimbulkan di epidermis. Sel T masuk ke dalam epidermis dari dermis. Agar hal ini dapat terjadi sel T harus melewati daerah membran basalis dan menembus keratinosit. Substansi mediator seperti IL-8 dianggap berperan terhadap penarikan limfosit ke dalam epidermis. Keratinosit memproduksi IL-8 terutama bila dirangsang oleh gamma-interferon. Bila telah terdapat dalam epidermis, limfosit dapat diaktivasi oleh sel Langerhans. Keadaan ini dapat memperkuat respons imun dan membantu eliminasi antigen atau menghancurkan sel yang terinfeksi. Sejumlah sel helper dan sel supresor pada infiltrat akan mengatur proses inflamasi yang terjadi.13

2.9.Proses pembentukan melanin
Melanin dibentuk oleh melanosit dengan enzim tirosinase memainkan peranan  penting dalam proses pembentukannya. Sebagai akibat dari kerja enzim tironase, tiroksin diubah menjadi 3,4 dihidroksiferil alanin (DOPA) dan kemudian menjadi dopaquinone, yang kemudian dikonversi, setelah melalui beberapa tahap transformasi menjadi melanin. Enzim tirosinase dibentuk dalam ribosom, ditransfer dalam lumer retikulum endoplasma kasar, melanosit diakumulasi dalam vesikel yang dibentuk oleh kompleks golgi.7
Empat tahapan yang dapat dibedakan pada pembentukan granul melanin yang matang,7
a.       Tahap 1
Sebuah vesikel dikelilingi oleh membran dan menunjukkan awal proses dari aktivitas enzim tirosinase dan pembentukan substansi granul halus, pada bagian perifernya. Untaian-untaian padat elektron memiliki suatu susunan molekul tirosinase yang rapi pada sebuah matriks protein.
b.      Tahap 2
Vesikel (melanosom) berbentuk oval dan memperlihatkan pada bagian dalam filamen-filamen dengan jarak sekitar 10 nm atau garis lintang dengan jarak sama. Melanin disimpan dalam matriks protein.
c.       Tahap 3
Peningkatan pembentukan melanin membuat struktur halus agak sulit terlihat.
d.      Tahap 4
Granul melanin matang dapat terlihat dengan mikroskop cahaya dan melanin secara sempurna mengisi vesikel. intrastruktur tidak ada yang  terlihat. Granul yang matang berbentuk elips, dengan panjang 1 µm dan diameter 0,4 µm.
Ketika dibentuk granul melanin migrasi di dalam perluasan sitoplasma melanosit dan ditransfer ke sel-sel dalam stratum germinativum dan spinosum dari epidermis. Proses transfer ini telah diobservasi secara langsung pada kultur jaringan kulit.  Granul melanin pada dasarnya diinjeksikan ke dalam keratinosit. Ketika di dalam keratinosit, granul melanin berakumulasi di dalam sitoplasma di daerah atas inti (supranuklear), jadi melindungi nukleus dari efek merusak radiasi matahari.  Meskipun melanosit yang membentuk melanin, namun sel-sel epitel/ keratinositlah yang menjadi gudang dan berisi lebih banyak melanin, dibandingkan melanosit sendiri.  Di dalam keratinosit, granul melanin bergabung dengan lisosom – alasan mengapa melanin menghilang pada sel epitel bagian atas.7
Faktor-faktor penting dalam interaksi antara keratinosit dan melanosit yang menyebabkan pigmentasi pada kulit,7
a.       Kecepatan pembentukan granul melanin dalam melanosit 
b.      Perpindahan granul ke dalam keratinosit, dan 
c.       Penempatan terakhirnya dalam keratinosit

2.10.        Proses pigmentasi pada kulit
Nm Proses pembentukan pigmen melanin terjadi pada butir-butir melanosom yang dihasilkan oleh sel-sel melanosit yang terdapat di antara sel-sel melanosit yang terdapat diantara sel-sel basal keratinosit di dalam lapisan basal (stratum germinativum). Melalui juluran lengan-lengannya yang dinamakan dendrit, melanosit memberikan melanosom kepada sejumlah sel-sel keratinosit di sekelilingnya. Satu sel melanosit melayani sekitar 36 sel keratinosit. Kesatuan ini dinamakan unit melanin epidermal. Melanosom yang terdapat di dalam keratinosit berbentuk partikel-partikel padat atau merupakan gabungan dari 3-4 buah partikel lebih kecil yang mempunyai mebran, di namakan melanosom kompleks15
Pembentukan melanosom di dalam melanosit melalui 4 fase, yaitu:15
a.       Fase I
permulaan pembentukan melanosom dari matriks protein dan tirosinase, di liputi membran dan berbentuk vesikula bulat.
b.      Fase II
di sebut pre-melanosom, pembentukan lebih sempurna , belum terlihat adanya pembentukan melanin.
c.       Fase III
mulai nampak adanya deposit melanin di dalam membran vesikula. Di sini mulai terjadi melanisasi melanosom.
d.      Fase IV
deposit melanin memenuhi melanosom yang merupakan partikel –partikel padat dan berbentuk sama.

Proses melanisasi mleanosom terjadi di fase III dan IV sebelum melanosom di ekresikan ke keratinosit. Di antara ras-ras kulit bangsa di dunia , tidak ada perbedaan jumlah melanosit. perbedaan jumlah melanosit terdapat pada daerah –daerah tubuh tertentu di tubuh. Di kulit kepala dan lengan (bagian yang tidak tertutup pakian) dengan 1mm2 terdapat lebih kurang 2.000 melanosit epidermal. Sedangkan pada bagian badan lainnya, dalam 1 mm2 terdapat kurang lebih 1.000 melanosit epidermal. 15
Melanosom di dalam keratinosit akhirnya mengalami degradasi. Melanosom yang terbentuk dari gabungan beberapa partikel dan besarnya kurang 1 mikron akan mengalami degradsi. Ini terdapat pada ras Eropa (Kaukasoid), mongoloid, dan Indian Amerika . melanosom yang besarnya lebih dari 1 mikron dan tunggal , tidak mengalami degradsi , misalnya terdapat pada ras Negro dan Aborigin .Ukuran melanosom di pengaruhi oleh faktor genetik dan non-genetik, misal nya penyinaran oleh sinar matahari.15
Telah terbukti adanya korelasi antara warna kulit dan besarnya melanosom . kulit hitam memiliki melanosom besar, tunggal, padat dengan melanin , sedangkan melanosom pada orang kulit putih tersusun atas partikel kecil yang bergabung dan tidak padat dengan melanin.15

2.11.  Proses penuaan kulit
2.11.1 fase penuaan kulit
a.    Fase 1 Subklinik
Pada saat mencapai usia 25-35 tahun. Pada masa ini produksi hormon mulai berkurang (mulai mengalami penurunan produksi). Pada tahap ini, sebagian besar hormon di dalam tubuh mulai menurun, yaitu hormon testosteron, growth hormon, dan hormon estrogen. Pembentukan radikal bebas, yang dapat merusak sel dan DNA, mulai memengaruhi tubuh. Polusi udara, diet yang tak sehat dan stres merupakan serangan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh. Kerusakan ini biasanya tak tampak dari luar. Karena itu, pada tahap ini orang merasa dan tampak normal, tidak mengalami gejala dan tanda penuaan. Di fase ini mulai terjadi kerusakan sel tapi tidak memberi pengaruh pada kesehatan. Tubuh pun masih bugar terus. Penurunan ini mencapai 14 % ketika seseorang berusia 35 tahun.16
b.   Fase 2 Transisi
Kedua transisi, yakni pada usia 35-45 tahun. Produksi hormon sudah menurun sebanyak 25%, sehingga tubuh pun mulai mengalami penuaan. Biasanya pada masa ini, ditandai dengan lemahnya penglihatan (mata mulai mengalami rabun dekat) sehingga perlu menggunakan kacamata berlensa plus, rambut mulai beruban, stamina dan energi tubuh pun berkurang. Bila pada masa ini dan sebelumnya atau bila pada usia muda, kita melakukan gaya hidup yang tidak sehat bisa berisiko terkena kanker.16
c.       Fase 3 Klinik
Puncaknya pada tahap fase klinikal, yakni pada usia 45 tahun ke atas. Pada masa ini produksi hormon sudah berkurang hingga akhirnya berhenti sama sekali. Kaum perempuan mengalami masa yang disebut menopause sedangkan kaum pria mengalami masa andropause. Terjadi atrofi dari epidermis, kelenjar keringat, folikel rambut, serta berubahnya pigementasi dengan akibat penipisan kulit, fragil seperti selaput. Warna kulit berubah dengan pigemntasi yang tidak merata, kuku menipis dan mudah matah, rambut rontok sampai terjadi kebotakan. Lemak subkutan berkurang, menyababkan berkurangnya bantalan kulit sehingga mudah terkena hipotermi dan hipertermi, selain itu mudah terjadi decubitus. Penipisan kulit menyebabkan kulit mudah terluka dan terjadi infeksi kulit.3

2.11.2 Proses Penuaan kulit mempunyai dua fenomena yang saling berbeda, yaitu:18,19
a.       Proses Menua Intrinsik (Intrinsic Aging)
Merupakan proses menua fisiologis yang berlangsung secara alamiah, disebabkan berbagai faktor dari dalam tubuh. Seperti genetik, hormonal, dan rasial. Fenomena ini tidak dapat dicegah dan mengakibatkan perubahan kulit yang menyeluruh sesuai dengan pertambahan usia.
b.      Proses Menua Ekstrinsik (Extrinsic Aging)
Terjadi akibat berbagai faktor dari luar tubuh, seperti pola diet, stress, obat/bahan kimia dan faktor lingkungan seperti sinar matahari, kelembaban udara, dan suhu dapat mempercepat proses menua kulit sehingga terjadi penuaan dini.perubahan pada kulit terutama terjadi di daerah terpajan seperti kulit wajah sehingga wajah terlihat lebih tua, tidak sesuai dengan usia yang sebenarnya.
2.11.3 Perubahan perubahan pada kulit lansia
Perubahan perubahan pada kulit lansia bisa disebabkan histologic, fisiologik, maupun klinik dan terjadi karena proses penuaan, baik bersifat intrinsic maupun ekstrinsik. Perubahan tersebut antara lain, bentuk dan ukuran sel, menurunnya melanosi, penurunan jumlah sel Langerhans. Dermis mengalami penurunan jumlah sel, vaskularisasi berkurang, hilangnya fungsi elastisitas yang berakibat banyak terjadi kerutan.3
Demikian juga saraf, mikrosirkulasi serta kelenjar keringat mengalami penurunan secara glandularm yang merupakan predisposisi untuk terjadinya penurunan termolegurasi, sensitivitas terhadap panas. Kuku mengalami penurunan kecepatan pertumbuhan, dengan terjadinya penipisan dan lempengan kuku, serta terjadinya kerapuhan dan keretakan kelenjar lemak subkutan mengalami atrofi, misalnya pada pipi, ekstremitas bagian distal, tetapi juga terjadi hipertofi pada paha pada wanita dan perut pada pria.3

2.11.4    Kelainan Histologi yang dapat terjadi akibat proses penuaan ini antara lain,18,19
a.       Proses keratinisasi melambat, sehingga keratinosit jumlahnya menurun dan terjadi penipisann pada lapisan epidermis.
b.      Sirkulasi darah pada dermis menurun, sehingga suplai nutrisi dan oksigen menjadi menurun ke lapisan epidermis. Hal ini dapat membuat sel-sel yang terdapat di epidermis menjadi mati.
c.       Penurunan retensi air, keadaan ini menyebabkan sel akan kehilangan tekanan turgornya sehingga akan banyak kehilangan air. Penurunan retensi air ini akan membuat seseorang mudah mengalami dehidrasi.
d.      Penurunan jumlah dan aktivitas fibroblast sehingga sintesis serat kolagen dan elastin menurun yang mengakibatkan kekuatan struktural melemah dan fleksibilitas sel berkurang.
e.       Disfungsi dari beberapa sel melanosit, sehingga terjadi distribusi yang tidak merata dari melanosit dan melanogenesis meningkat tidak merata.
f.       Penurunan jumlah Sel Langerhans. Penurunan jumlah sel langerhans ini turut mempengaruhi penurunan dari sistem imunologi kulit.

2.12      Pengaruh usia terhadap karakteristik kulit
2.12.1 Masa pubertas
Pada saat wanita mengalami pubertas, terjadi peningkatan hormon estrogen dan progesteron yang signifikan, hal ini berdampak pada perkembangan tanda-tanda pubertas seperti pembesaran payudara dan menstruasi. Selain itu, peningkatan hormon tersebut menyebabkan kulit terasa lebih halus dan elastis.
2.12.2 Lansia
Kolagen sebagai protein pendukung utama pada kulit, tendon, tulang, kartilago, dan jaringan pengikat mengalami perubahan menjadi bentangan cross linking yang tidak teratur. Bentangan yang tidak teratur dan penurunan hubungan tarikan linier pada jaringan kolagen merupakan salah satu alasan penurunan mobilitas pada jaringan tubuh. Setelah kolagen mencapai puncak fungsi atau daya mekaniknya karena penuaan, tensile strength dan kekuatan dari kolagen mulai menurun. Kolagen dan elastin yang merupakan jaringan ikat pada jaringan penghubung mengalami perubahan kualitatif dan kuantitatif sesuai penuaan.19
Perubahan pada kolagen itu merupakan penyebab turunnya fleksibilitas pada lansia sehingga menimbulkan dampak berupa nyeri, penurunan kemampuan untuk meningkatkan kekuatan otot, kesulitan bergerak dari duduk ke berdiri, jngkok, dan berjalan, dan hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Upaya fisioterapi untuk mengurangi dampak tersebut adalah memberikan latihan untuk menjaga mobilitas.19
Epidermis mengalami perlambatan dalam proses perbaikan sel, penurunan jumlah sel basal, penurunan jumlah dan kedalaman rete ridge, serta perubahan sedikit ketebalan akibat penuaan. Pengiriman makanan antara dermis dan epidermis menjadi lambat, proses penggantian sel melambat, proses penyembuhan kulit yang rusak menjadi lambat, dan merupakan faktor predisposisi infeksi bagi lansia. Di epidermis, juga terjadi penurunan jumlah melanosit dan sel Langerhans seiring penuaan. Melanosit terdapat di lapisan basal epidermis yang berfungsi memberikan warna kulit dan menyediakan perlindungan terhadap radiasi ultraviolet. Akibat dari berkurangnya melanosit pada kulit lansia, lansia mungkin akan mengalami pigmentasi yang tidak merata dan perlindungan dari sinar UV akan menurun. Penurunan sel Langerhans mengakibatkan penurunan kompetensi imun. Akibat penurunan respon imun, respon lansia terhadap pemeriksaan kulit dengan alergen kemungkinan akan dikurangi. Lansia akan lambat dalam bereaksi dalam pemeriksaan alergen tersebut.19
Lansia juga mengalami perubahan pada dermis akibat proses penuaan. Dermis merupakan jaringan di bawah epidermis yang berfungsi sebagai jaringan pendukung jaringan yang ada di bawahnya dan sebagai pemberi nutrisi bagi epidermis. Dermis juga berperan dalam pewarnaan kulit, persepsi sensori, dan pengaturan suhu. Seiring bertambahnya usia, elastin dan kolagen secara bertahap akan berkurang. Hal ini menyebabkan terjadinya pengeriputan serta penurunan kemampuan peregangan ketika mengalami penekanan. Di dermis, juga terjadi penurunan vaskularisasi seiring bertambahnya usia. Hal ini mengakibatkan atrofi dan fibrosis pada folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea. Selain itu, dermis akan berisi lebih sedikit fibroblast, makrofag, dan sel batang. Akibat dari perubahan-perubahan yang ada di atas, kulit lansia akan tampak pucat dan kurang mampu melakukan termoregulasi. Hal tersebut menyebabkan lansia beresiko tinggi mengalami hipertermia atau hipotermia. 19
Subkutan pada lansia juga mengalami perubahan akibat penuaan. Subkutan merupakan lapisan dalam dari jaringan lemak yang melindungi jaringan dibawahnya dari trauma. Secara umum, lapisan jaringan subkutan mengalami penipisan seiring dengan peningkatan usia. Penurunan lapisan lemak dapat dilihat dengan jelas di daerah wajah, tangan, kaki, dan betis. Pembuluh darah akan menjadi lebih terlihat dan lebih jelas. Selain itu, dengan menurunnya lapisan subkutan, jaringan akan lebih mudah mengalami trauma. Pertambahan usia juga mempengaruhi bagian tambahan pada kulit seperti kelenjar keringat. Kelenjar keringat ekrin dan apokrin pada awalnya berada pada lapisan dermal. Kelenjar ekrin secara langsung terbuka kemudian naik ke permukaan kulit dan kebanyakan berada di daerah telapak tangan, telapak kaki, dan dahi. Kelenjar apokrin membuka menjadi folikel rambut, terutama di bagian aksila dan area genitalia. Ekrin penting untuk termoregulasi, sedangkan apokrin berperan dalam produksi sekresi yang dibusukkan oleh bakteri kulit sehingga membuat bau badan. Jumlah dan fungsi kelenjar ekrin dan apokrin akan menurun dengan meningkatnya usia sehingga lansia lebih mudah mengalami masalah termoregulasi dan penurunan bau badan.19
Kelenjar sebasea yang berada di lapisan dermal kulit seluruh tubuh kecuali di daerah telapak tangan dan telapak kaki pada lansia juga mengalami perubahan. Kelenjar ini secara terus menerus memproduksi sebum, substansi yang dikombinasikan dengan keringat untuk membentuk emulsi. Sebum berfungsi mencegah hilangnya air dan mengurangi pertumbuhan bakteri dan jamur. Sejalan dengan bertambahnya usia, sekresi sebum menurun sekitar 40-50 % dengan lansia wanita menurun lebih banyak dibandingkan lansia pria. Akibatnya kulit menjadi kering. Kuku juga mengalami perubahan akibat penuaan. Perubahan akibat proses penuaan juga terjadi pada perkembangan striasi longitudinal, penurunan ukuran lunula, dan ketebalan lapisan kuku. Akibat perubahan ini, kuku menjadi lunak, rapuh dan mudah robek. Pada penampilannya, kuku pada lansia terlihat buram, tidak berkilau, dan berwarna abu-abu atau kuning. 19
Perubahan pada rambut akibat proses penuaan terlihat dari warna dan distribusinya. Perubahan yang paling terlihat adalah kebotakan dan warna rambut menjadi abu-abu. Warna rambut abu-abu disebabkan karena terjadi penurunan pada produksi melanin dan penggantian secara bertahap rambut yang berpigmen dengan yang tidak berpigmen. Perubahan distribusi rambut terlihat dari meningkatnya rambut di bagian bibir atas dan dagu pada lansia wanita dan peningkatan rambut telinga, hidung dan alis pada lansia pria. Kebanyakan lansia mengalami perubahan distribusi rambut tubuh yang diawali dari bagian batang tubuh, kemudian bagian pubis dan aksila. Terlebih lagi, bagi lansia pria berpotensi untuk mengalami kebotakan yang disebabkan berkurangnya folikel rambut sehingga terjadi penipisan rambut pada bagian kepala.19
Kesimpulannya pada saat tua, akan terjadi penuaan kulit, kulit akan menjadi kering, berkurangnya elastisitas, dan mengalami atrofi. Proses penuaan ini akan menyebabkan perubahan-perubahan fisiologis kulit seperti kulit kering, permukaan kulit kasar dan bersisik, kulit menjadi kendor dan berkerut, dan terlihatnya garis-garis lipatan pada kulit. 9

2.13      Pengaruh jenis kelamin terhadap karakteristik kulit
Pada dasarnya tekstur kulit yang berbeda pada pria dan wanita adalah hormon yang memengaruhinya, yaitu9:
a.      Testosteron
Testosteron meningkatkan ketebalan kulit di seluruh tubuh dan meningkatkan kekasaran jaringan subkutan. Testosteron juga meningkatkan kecepatan sekresi beberapa atau mungkin semua kelenjar sebasea tubuh. Yang paling penting adalah kelebihan sekresi oleh kelenjar sebasea wajah, karena hal tersebut dapat menyebabkan jerawat. Oleh karena itu, jerawat merupakan salah satu gambaran umum dari remaja pria ketika tubuh pertama kali mengenali peningkatan sekresi testosteron. Setelah beberapa tahun sekresi testosteron, kulit normalnya beradaptasi terhadap testosteron sedemikian rupa sehingga memungkinkan kulit tersebut mengatasi jerawat.
b.      Esterogen
Esterogen menyebabkan kulit berkembang membentuk tekstur yang halus dan biasanya lembut, tetapi meskipun demikian, kulit wanita lebih tebal daripada kulit seorang anak atau kulit wanita yang dikastrasi. Esterogen juga menyebabkan kulit menjadi lebih vaskular; efek ini seringkali berkaitan dengan meningkatnya kehangatan kulit, juga menyebabkan lebih banyak perdarahan pada permukaan yang terluka dibandingkan perdarahan yang terjadi pada pria.

Terdapatnya hormon testosteron pada laki-laki menyebabkan kulit laki-laki cenderung lebih tebal daripada perempuan. Oleh karena itu, kondisi kolagen dan elastin pada kulit laki-laki lebih padat daripada perempuan. Hal ini menyebabkan pria dapat tampak lebih muda dari wanita yang sama usianya. Selain itu pengaruh hormon testosteron membuat wajah pria lebih berambut, lebih kasar dengan pori-pori yang besar.
Penelitian menunjukan laki-laki memiliki skin melanin index dan transepidermal water loss yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Selain itu kulit perempuan juga memiliki skin erythema index yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki sehingga kulit perempuan lebih mudah memerah saat terpapar sinar matahari (photosensitive)9.

2.14      Pengaruh nutrisi terhadap karakteristik kulit dan rambut
Kulit merupakan indikator gaya hidup sehat seseorang yang paling kuat. Kulit bagaikan cermin kesehatan seseorang. Kerutan, kulit kering, kulit berminyak, kulit berjerawat, dan flek hitam mencerminkan gaya hidup yang tidak sehat, seringkali disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat, sering mengkonsumsi makanan yang tidak sehat dan mengabaikan kebutuhan kulit akan nutrisi. Kebanyakan orang menggunakan cara-cara instan seperti menggunakan kosmetik, lotion, sabun, scrub, toner dan krim yang mengandung bahan kimia. Akan tetapi tindakan seperti itu justru dapat menyebabkan masalah baru untuk kulit yaitu kulit akan kekurangan nutrisi yang dibutuhkan kulit. Semua konidisi kulit seperti kerutan, kulit kering, kulit berminyak, kulit berjerawat, dan flek hitam merupakan cerminan dari kebutuhan internal tubuh kita, salah satunya yaitu kebutuhan nutrisional20.
Penelitian membuktikan bahwa kulit bereaksi dengan baik terhadap vitamin tertentu, mineral, dan anti oksidan yang menutrisi kulit dan membuat kulit tampak lebih muda dan sehat. Berikut ini adalah beberapa vitamin dengan efek khusunya pada kulit21:
a.       Asam L-askorbat (vitamin C)
Sumber alaminya adalah buah-buahan dan sayuran seperti buah jeruk, anggur hitam, jambu biji, cabai, dan lain-lain. Stabilitas molekul vitamin C tergantung pada kondisi agregat dan formulasinya. Asam L-askorbat dapat digunakan secara oral maupun topikal. Vitamin C merupakan kofaktor untuk lysyl dan prolyl hidroksilase, yang menstabilkan struktur heliks tripel kolagen. Ia juga berperan dalam sintesis kolesterol, penyerapan zat besi dan meningkatkan ketersediaan selenium. Manifestasi kulit yang paling umum jika terjadi kekurangan vitamin C adalah gangguan sintesis kolagen.
b.      Tokoferol (vitamin E)
Biasanya tokoferol tersedia dalam sayuran, minyak nabati seperti minyak biji gandum, minyak bunga matahari, minyak safflower dan biji-bijian, jagung, kedelai dan beberapa jenis daging. Vitamin E membantu mencegah kerusakan kolagen dan peroksidasi lipid, yang keduanya terkait dengan penuaan pada kulit. D-α-tokoferol terlibat dalam menstabilkan membran sel dengan cara menghambat oksidasi asam lemak polyunsaturated, seperti asam arakidonat dari membran fosfolipid. Dalam sediaan topikal, vitamin E dapat mengurangi eritema, sel yang rusak karena terpapar sinar matahari, kerusakan kulit kronik yang diinduksi oleh UVB dan fotokarsinogenesis. Kekurangan vitamin E sering dikaitkan dengan sindrom edema dengan eritema, kekeringan dan depigmentasi pada bayi prematur.


c.       Karotenoid (vitamin A, β-karoten, astaxanthin, retinol)
Karotenoid adalah turunan dari vitamin A seperti β-karoten, astaxanthin, likopen dan retinol, yang semua itu adalah antioksidan yang sangat efektif dan telah terbukti memiliki sifat fotoprotektif. Penelitian yang dilakukan oleh Scarmo et al. menunjukkan bahwa kulit manusia sebaiknya diperkaya oleh likopen dan β-karoten. Wortel, labu, ubi jalar, mangga dan pepaya adalah beberapa contoh dari buah-buahan dan sayuran yang mengandung β-karoten. Selanjutnya, β-karoten juga dapat berperan sebagai lipid radical scavenger dan sebagai pencegah oksigen tunggal. 26 Berdasarkan distribusi pada jaringan manusia, tampaknya metabolisme β-karoten terjadi di berbagai organ, termasuk kulit.
d.      Vitamin D
Vitamin D adalah vitamin yang dapat disintesis sendiri oleh tubuh melalui melalui paparan sinar matahari. Dalam jumlah yang kecil, vitamin D2 dan D3 berasal dari asupan makanan hewani (animal-based foods) seperti ikan dan kuning telur. Beberapa produk seperti susu, sereal dan margarin merupakan makanan yang diperkaya dengan vitamin D. Vitamin D dapat berperan sebagai prohormon. 1,25 (OH)2 D3 (1,25-dihidroksi vitamin D3) melindungi sel kulit manusia dari kematian sel yang diinduksi oleh UV dan apoptosis. Baik secara in vitro maupun in vivo telah membuktikan adanya efek perlindungan dari 1,25 (OH)2 D3 terhadap kerusakan kulit akibat UVB dan karsinogenesis. Selanjutnya, 1,25 (OH)2 D3 menginduksi ekspresi gen peptida antimikroba dalam sel kulit manusia dan berperan penting dalam mencegah infeksi oportunistik. Banyak penelitian lain yang menguji pemberial oral vitamin D dapat mencegahan kanker kulit, yang dihubungkan dengan efek anti-penuaan.

2.15      Pengaruh genetik terhadap perbedaan karakteristik warna pada kulit dan rambut
Berdasarkan perbedaan sifat-sifat fisiknya, secara antropologis manusia digolongkan dalam berbagai suku dan ras. Penggolongan ini didasarkan atas perbedaan parameter morfologis, salah satunya adalah warna kulit. Perbedaan warna kulit ditentukan atas banyak sedikitnya melanin pada kulit. Semakin banyak kandungan melanin, warna kulit semakin gelap. Gen yang mengatur pembentukan melanin oleh sel melanosit adalah gen Multiallelic Melanocortin Stimulating Hormone Receptor-1 (MC1R). Gen ini ini mengkode produksi melanin pada kulit dan rambut. Apabila kulit terpapar sinar matahari, gen MC1R akan mengkode stimulasi hormon αMSH selanjutnya hormon ini akan menstimulasi pembentukan melanin. Sehingga kerusakan sel kulit akibat paparan sinar matahari dapat dihindari.22,23
Pada setiap manusia, gen yang dimiliki sama, namun ekspresi dari gen tersebut dapat berbeda-beda. Hal ini dapat disebabkan banyak faktor, salah satunya adalah kondisi lingkungan tempat tinggal. Selain perbedaan ekspresi gen, gen juga dapat mengalami mutasi (misal: duplikasi, adisi, inversi). Pada orang Eropa yang berambut merah, terdapat mutasi MC1R yang menyebabkan penggantian satu asam amino dengan asam amino lainnya, sedang pada populasi Eropa dan Asia terdapat minimum 13 variasi berbeda dari gen MC1R, 10 diantaranya mengubah protein MC1R dan 3 tidak (sinonim substitusi). Pada populasi Afrika, ada 5 varian gen MC1R, semua sinonim dan tidak ada varian pada protein MC1R. Mutasi pada gen ini juga dapat menentukan perbedaan penampilan fisik yang berbeda-beda antara satu orang dengan orang lain.22,23
2.15.1    Pengaruh genetik terhadap warna kulit
Kebanyakan pigmen kulit manusia terdapat di dalam keratinosit, setelah di buat dalam melanosit dan di transfer di dalam melanosom. Ada perbedaan dalam hal reproduksi, distribusi, dan degradasi melanosom, tetapi tidak dalam hal jumlah melanosit. Akan tetapi, ada perbedaan genetik yang penting dalam hal kemampuan merespon terhadap radiasi ultraviolet, yang biasanya di sebut dengan tipe-tipe kulit. Berikut ini adalah tipe-tipe kulit,24
a.       Tipe I
Selalu terbakar, tak oernah menjadi coklat
b.      Tipe II
Mudah terbakar, sulit menjadi coklat
c.       Tipe III
Kadang - kadang terbakar, mudah menjadi coklat
d.      Tipe VI
Secara genetik coklat (misalnya India atau Mongoloid)



e.       Tipe V
Secara genetik hitam (misalnya Kongoid atau Negroid). Respon pertama terhadap radiasi UV adalah peningkatan distribusi melanosom. Hal ini dengan cepat dapat meningkatkan pigmentasi pada lapisan basal.
2.15.2    Pengaruh genetik terhadap warna rambut
Warna rambut manusia dihasilkan oleh dua macam melanin-eumelanin pada rambut berwarna hitam dan coklat, dan feomeleanin di rambut berwarna coklat kemerahan dan pirang. Warna rambut yang berubah kelabu (uban) merupakan akibat dari berkurangnya aktivitas Tirosinase dalam melanosit pada bulbulus rambut. Usia mulai tumbuhnya uban di tentukan secara genetik , tetapi faktor lain juga ikut mempengaruhi.24

2.16      Faktor yang mempengaruhi perbedaan karakteristik dan warna kulit
Faktor yang memengaruhi terjadinya perbedaan warna kulit adalah sebagai berikut(6):
a.       Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan terdiri atas paparan sinar matahari, asap rokok, dan polusi udara. Paparan sinar matahari (UVA, UVB, dan gelombang infra merah), asap rokok, dan polusi udara dapat mengakibatkan penuaan dini atau penuaan ekstrinsik pada kulit. Usia dewasa dan/atau usia tua telah menerima paparan sinar matahari lebih banyak dibandingkan dengan anak-anak sehingga penuaan pada kulit dewasa dan/atau orang tua terlihat lebih nyata seperti keriput, adanya pigmen ireguler, dan elastosis.
Sinar matahari juga dapat meningkatkan produksi melanin sehingga kulit yang sering terpapar sinar matahari cenderung berwarna lebih gelap. Hal ini merupakan penyebab variasi warna kulit antara orang-orang yang tinggal di daerah beriklim tropis dengan orang-orang yang tinggal di daerah lainnya, dengan kata lain menyebabkan variasi warna kulit sesuai intensitas paparan sinar matahari. Mekanisme sinar matahari menyebabkan warna kulit menjadi lebih gelap dijelaskan di bagian melanogenesis.
b.      Jenis kelamin
Laki-laki cenderung memiliki kulit lebih gelap dan kering/rusak. Ini dikarenakan laki-laki cenderung memiliki aktivitas fisik lebih berat dan lebih sering beraktivitas di luar yang mengakibatkan melanosit lebih aktif serta kehilangan air lebih tinggi. Penelitian menunjukan laki-laki memiliki skin melanin index dan transepidermal water loss yang lebih tinggi dibandingkan perempuan.
Selain itu kulit perempuan juga memiliki skin erythema index yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki sehingga kulit perempuan lebih mudah memerah saat terpapar sinar matahari (photosensitive). Elastisitas kulit perempuan lebih besar daripada laki-laki, namun tidak berbeda secara signifikan. Elastisitas berbeda signifikan pada perbedaan usia yang dapat dijelaskan dengan adanya penuaan.
c.       Ras dan Genetik
Ras kaukasoid memiliki onset timbulnya kerutan yang lebih cepat dibandingkan dengan ras lainnya, sedangkan masalah pigmentasi lebih banyak diderita oleh ras asia, amerika, dan afrika. Hal ini merupakan manifestasi dari faktor genetik yang menghasilkan jumlah dan komponen melanin yang berbeda pada setiap ras.
d.      Sebum
Tidak ada perbedaan produksi sebum pada pria dan wanita. Produksi sebum berbanding lurus dengan hormon testosteron yang dimiliki oleh laki-laki maupun perempuan, yaitu dehydroepiandrosterone pada laki-laki dan etiocholanolone pada perempuan. Hanya saja komponen sebum pria lebih kompleks dari wanita. Produksi sebum berbeda di setiap kelompok usia. Maka dari itu, kulit orang tua cenderung lebih kering dan mudah terinfeksi.
e.       Hidrasi
Hidrasi yang optimal berguna untuk mengatur proliferasi, diferensiasi, dan inflamasi pada kulit sehingga menunjang fungsinya. Perempuan memiliki hidrasi yang lebih besar dibandingkan laki-laki, namun perbedaannya tidak signifikan secara statistik. Perbedaan hidrasi kulit terlihat signifikan pada wanita usia pre/perimenopause dengan usia menopause akhir.
f.       Gaya hidup
Gaya hidup yang mempengaruhi kualitas kulit yaitu diet dan perawatan.
g.      Genetik
Gen manusia mengatur jumlah pembuluh darah di kulit, ketebalan stratum korneum, dan sensitivitas terhadap sinar. Gen juga mempengaruhi produksi tiga pigmen yang mempengaruhi warna kulit diantaranya melanin, hemoglobin, dan karoten. Banyaknya hemoglobin yang dihantarkan ke pembuluh darah di kulit menyebabkan warna kulit menjadi kemerahan. Warna ini banyak terdapat pada ras di Eropa. Karoten adalah pigmen jingga kekuningan yang terdapat pada lapisan epidermis dan diantara adiposity di hipodermis. 
Warna kulit ras di Asia sangat dipengaruhi oleh pigmen ini serta pigmen melanin. Melanin merupakan pigmen hitam kecokelatan yang dihasilkan oleh sel di lapisan epidermis. Beberapa ras memiliki sedikit gen pengkode enzim yang terlibat dalam sintesis melanin, seperti pada albino. Pigmen yang member warna pada rambut yaitu melanin dan pheomelanin yang disekresikan oleh melanosit.
Melanin memberi warna hitam, cokelat, atau pirang tergantung pada konsentrasinya. Sedangkan pheomelanin member warna merah kekuningan. Sekresi melanosit berkurang atau berhenti dikarenakan kerusakan sel pada penuaan dan ketika suplai darah berkurang. Rambut yang kekurangan pigmen akan berwarna abu-abu.
h.      Hormonal
i.        Usia

2.17      Faktor yang mempengaruhi warna rambut
Warna rambut disebabkan oleh aktivitas melanosit yang terdapat antara papila dan sel-sel epitel rambut.1 Melanosit adalah sel-sel yang menghasilkan pigmen (zat warna) yang menyebabkan rambut asli dapat memiliki bermacam-macam warna.2 Bila sudah mencapai usia lanjut, warna rambut berubah menjadi putih, dan ini sering kurang disukai keberadaannya. Rambut menjadi putih dapat disebabkan karena hilangnya aktivitas enzim dalam sel pigmen dan bisa juga akibat faktor keturunan.5

2.18      Pola pemeliharaan kulit dan rambut
2.18.1 Perawatan kulit dan rambut dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan berikut.25
a.       Membersihkan kulit secara teratur untuk menghilangkan kotoran dan kelebihan sebum.
b.      Menggunakan tabir surya yang dapat menahan sinar UV A dan UV B. perhatikan nili SPF (Sun Protecting Factor), untuk orang Indonesia dianjurkan pemakaian tabir surya minimal SPF 15, digunakan 30 menit sebelum terpapar sinar matahari.
c.       Menggunakan pelembab.
d.      Membersihkan rambut minimal 2 hari sekali untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada rambut.
e.       Memperhatikan asupan nutrisi yang baik untuk kulit. Makanan kaya protein, vitamin dan mineral dapat memebantu menghindari efek penuaan dini.
2.18.2    perawatan kulit untuk menghindari proses penuaan dini
Matahari memainkan peran utama dalam penuaan prematur kulit kita . Hal-hal lain yang kita lakukan juga dapat menyebabkan penuaan kulit sebelum waktunya. Berikut ini akan dijelaskan 12 cara untuk mengurangi penuaan dini, 26
a.       Lindungi kulit dari paparan sinar matahari setiap hari.
Caranya mungin dengan mencari naungan (berteduh), menutupi kulit dengan pakaian , dan menggunakan tabir surya dengan spektrum luas , SPF 30 ( atau lebih tinggi ) yang kedap air. Gunakan tabir surya setiap hari untuk semua kulit yang tidak tertutup pakaian. Semua paparan sinar UV yang berbahaya yang mempercepat penuaan dini.
b.      Berhentilah merokok. Merokok sangat mempercepat penuuan kulit kulit. Hal ini menyebabkan keriput dan kusam.
c.       Hindari ekspresi wajah berulang-ulang. Ketika membuat ekspresi wajah, terdapat kontrak otot yang mendasarinya. Jika berulang kali mengontraksikan otot yang sama selama bertahun-tahun, garis-garis ini menjadi permanen. Penggunaan kacamata hitam dapat membantu mengurangi garis-garis yang disebabkan oleh menyipitkan mata .
d.      Makan, diet seimbang yang sehat. Temuan dari beberapa studi menunjukkan bahwa makan banyak buah-buahan dan sayuran segar dapat membantu mencegah kerusakan yang mengarah ke penuaan kulit dini. Temuan dari studi penelitian juga menunjukkan bahwa diet yang mengandung banyak gula atau karbohidrat olahan lainnya dapat mempercepat penuaan.
e.       Minum sedikit alkohol. Alkohol adalah bahan yang keras pada kulit. alkohol dapat mendehidrasi kulit, dan dalam waktu lama akan merusakan kulit . Hal ini dapat membuat kita terlihat lebih tua.
f.       Olahraga fisik hampir setiap hari dalam seminggu. Temuan dari beberapa studi menunjukkan bahwa olahraga ringan dapat meningkatkan sirkulasi dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Hal ini, dapat memberikan kulit penampilan yang lebih muda
g.      Cobalah untuk tidur telentang. jika tidak, akan terlihat garis garis bekas tidur, dalam waktu lama garis-garis tersebut akan berubah menjadi keriput permanen .
h.      Bersihkan kulit Anda dengan lembut. Menggosok kulit dapat mengiritasi kulit. Iritasi kulit dapat mempercepat penuaan kulit. Cuci lembut membantu untuk menghilangkan polusi, make up , dan zat lain tanpa mengiritasi kulit Anda .
i.        Cuci wajah Anda dua kali sehari dan setelah berkeringat berat . Keringat , terutama ketika memakai topi atau helm , iritasi kulit , sehingga dianjurkan untuk mandi sesegera mungkin setelah berkeringat.
j.        Oleskan pelembab wajah setiap hari. Pelembab perangkap air di kulit kita, memberikan penampilan yang lebih muda.
k.      Berhenti menggunakan produk perawatan kulit yang menyengat atau terbakar. Ketika kulit Anda terbakar atau stersengat, itu berarti kulit teriritasi. Iritasi kulit dapat membuatnya terlihat lebih tua.

2.18.3    Pola pemeliharaan rambut26
a.       Cuci rambut berminyak lebih sering. (frekuensi mencuci rambut ini berdasarkan pada minyak kulit kepala)
1)      Jika kulit kepala berminyak, cuci rambut sehali sehari.
2)      Jika rambut sudah sering mendapatkan perawatan kimia, mungkin rambut akan lebih kering, sehingga boleh mencuci rambut tidak sesering apabila memiliki rambut yang berminyak.
3)      Ketika bertambah tua, kulit kepala akan memproduksi sedikit minyak, sehingga rambut tidak perlu sering dicuci. Namun apabila terlihat serpihan serpihan pada rambut, itu menunjukkan bahwa rambut, jarang dicuci, dan disarankan untuk mencucinya. Serpihan tersebut adalah ketombe atau kulit kepala yang disebabkan oleh penyakit.



b.      Konsentrasi sampo pada kulit kepala.
Saat mencuci rambut, konsentrasikan pada pembersihan terutama kulit kepala, daripada hanya mencuci helaian rambut. Mencuci rambut hanya dapat membuat rambut kusut, kusam dan kasar.
c.       Gunakan kondisioner setiap habis keramas
Menggunakan kondisioner secara signifikan dapat meningkatkan tampilan rambut rusak atau lapuk dengan meningkatkan keindahan rambut, penurunan listrik statis, meningkatkan kekuatan dan melindungan rambut dari sinar UV yang berbahaya. Konsentrasikan pemberian kondisioner pada ujung rambut. Karena kondisioner dapat membuat rambut halus terlihat lemas, kondisioner hanya dipakai untuk ujung rambut, jangan mereka digunakan pada kulit kepala atau badan rambut.
d.      Pilih sampo dan kondisioner yang diformulasikan khusus untuk jenis rambut. Misalnya, jika rambut yang diwarnai gunakan shampo yang dirancang untuk rambut yang diwarnai. Jika rambut telah rusak atau diolah secara kimia, gunakan produk sampo dan kondisioner "2 -in-1" sampo. Terlepas dari biaya, banyak sampo dan kondisioner memberikan manfaat yang sama.
e.       Lindungi rambut saat berenang. Lindungi rambut dari kerusakan akibat klorin dengan membasahi dan pengkondisian rambut sebelum berenang. Kenakan topi berenang ketat. gunakan sampo dan kondisioneryang diformulasikan khusus perenang, setelah berenang untuk menggantikan kelembaban yang hilang .

0 comments Blogger 0 Facebook

Post a Comment

 
Welcome To My Blog © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top