BAB I
PENDAHULUAN
 
Pemicu 1
Seorang anak laki – laki berumur empat tahun yang tinggal di Kecamatan Pontianak Utara diduga terinfeksi flu burung dan saat ini diisolasi di RSUD dr Soedarso Pontianak. Dokter yang bertugas mengatakan bahwa kemungkinan pasien tersebut terinfeksi virus flu burung. Pihak rumah sakit kemudian melaporkan hal tersebut ke Dinas Kesehatan Kota Pontianak unuk melakukan kunjungan ke daerah tempat tinggal pasien.
Petugas yang datang ke tempat tinggal pasien mengamati hewan dan tumbuh – tumbuhan yang beranekaragam di sekitar tempat tinggal pasien. Para petugas juga mendapat laporan bahwa banyak ayam mati mendadak di daerah tersebut. Tiga bulan sebelumnya juga beberapa ternak mengalami penyakit yang disebabkan oleh bakteri.

A.      Klarifikasi dan Defenisi
1.        Bakteri
Organisme bersel tunggal yang hidup bebas dan mampu bbereproduksi sendiri tetapi menggunakan hewan sebagai pejamu untuk mendapatkan makanan.(1)
2.        Virus
Parasit intraselular yang tidak mempunyai metabolisme independen dan dapat bereplikasi hanya dalam sel pejamu yang hidup.(2)
3.        Infeksi
Suatu invasi dan multiplikasi mikroorganisme didalam jaringan tubuh, terutama yang menyebabkan cidera seluler local akibat metabolisme yang kompetitif, toksin, replikasi intra seluler dan respon anigen antibodi.(3)
4.        Flu Burung
Penyakit infeksius pada spesies burung yang menyerang saluran napas dari gejala yang paling ringan sampai dengan yang paling berat yang disebabkan oleh 16 subtipe H dan 9 subtipe N virus influenza A yang berasal dari influenza unggas.(4)
5.        Isolasi
Pemisahan individu yang terinfeksi virus setelah gejala penyakitnya berkembang.(5)
B.       Kata Kunci
1.        Virus
2.        Bakteri
3.        Flu burung
4.        Unggas yang mati mendadak
C.      Rumusan Masalah
Bagaimana anak laki-laki yang berusia empat tahun tersebut dapat terinfeksi flu burung?
D.      Analisis Masalah



 












E.       Hipotesis
Anak laki-laki berusia empat tahun dapat terinfeksi flu burung akibat adanya mekanisme punularan virus.
F.       Pertanyaan Diskusi
1.        Apa yang menyebabkan keanekaragaman organisme hewan dan tumbuhan?
2.        Bagaimana karakteristik prokariota?
3.        Bagaimana karakteristik eukariota?
4.        Bagaimana karakteristik virus?
5.        Bagaimana perkembangbiakan virus?
6.        Bagaimana struktur virus?
7.        Apa saja klasifikasi virus?
8.        Bagaimana mekanisme infeksi virus?
9.        Apa saja keuntungan dan kerugian dari virus?
10.    Bagaimana karakteristik bakteri?
11.    Bagaimana perkembangbiakan bakteri?
12.    Bagaimana struktur bakteri?
13.    Apa saja klasifikasi bakteri?
14.    Bagaimana mekanisme infeksi bakteri?
15.    Apa keuntungan dan kerugian dari bakteri?
16.    Bagaimana gejala dari terinfeksi flu burung?
17.    Mengapa virus flu burung yang menyerang unggas dapat menyerang manusia?
18.    Bagaimana pencegahan dari infeksi virus flu burung?
























BAB II
PEMBAHASAN

1.        Apa yang menyebabkan keanekaragaman organisme hewan dan tumbuhan?
Jawab:
Keanekaragaman merupakan watak kehidupan yang mana ahli biologi telah mendefinisikan dan menamai 1.8 juta spesies, mencakup 6300 spesies prokariota, 100.000 fungi, 290.000 tumbuhan , 52.000 vertebrata dan 1 juta serangga..Theodosius Dobzhansky mengatakan bahwa “tiada suatu pun dalam biologi yang bermakna kecuali diterangi  cahaya evolusi”. Pemahaman mengenai pernyataan ini dapat kita ambil esensinya yaitu evolusi merupakan penyebakan keanekaragaman. Telah dibuktikan dengan teori Darwin yaitu  individu dengan sifat yang lebih cocok dengan lingkungan lebih mungkin untuk sintas bereproduksi dibandingkan individu yang kurang cocok. Dan evolusi terjadi ketika keberhasilan reproduksi individu-individu yang tak setara menjadikann populasi teradaptasi dengan lingkungannya.(6)

2.        Bagaimana karakteristik prokariota?
Jawab:
Kata prokariota (prokaryote) berasal dari bahasa Yunani pro, yang artinya “sebelum”, dan karyon, yang artinya “kernel”, yang disini disebut nucleus. Sel prokariotik tidak memiliki nucleus. Materi geneticnya (DNA) terkonsentrasi pada suatu daerah yang disebut nukleoid, tetapi tidak ada membrane yang memisahkan daerah ini dari bagian sel lainnya. Di luar nukleoid terdapat juga DNA sirkuler lain dengan ukuran yang lebih keccil yang disebut plasmid. Sebagian besar sel prokariotik memiliki dinding sel. Aktivistas sel terjadi pada membrane plasma dan di dalam sitoplasma. Sel prokariotik tidak mempunyai membrane internal, akan tetapi bakteri fotosintetik mempunyai invaginasi (lekukan) yang disebut mesosom pada membrane plasmanya.(7)

3.        Bagaimana karakteristik eukariota?
Jawab:
Sel eukariotik (Yunani, eu, yang berarti “sebenarnya, dan karyon) memiliki nucleus sesungguhnya yang dibungkus oleh selubung nucleus. Seluruh daerah diantara nucleus dan membrane yang membatasi sel disebut sitoplasma. Sitoplasma ini terdiri atas medium semi cair yang disebut sitosol, yang didalamnya terletak organel-organel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang terspesialisasi, sebagian besar organel tersebut tidak ada dalam sel prokariotik.
·         Nucleus
Nukleus mengandung genom sel. Nucleus terikat dengan suatu membrane yang terdiri dari sepasang unit membrane dipisahkan oleh suatu ruangan dengan ketebalan yang bervariasi. Membrane bagian dalam biasanya adalah sebuah kantong sederhana, namun membrane bagian luar bersambungan dengan reticulum endoplasma. Membrane nuklus bersifat permeabilitas selektif sesuai dengan pori-porinya, yang terdiri dari suatu kopleks protein yang berfungsi memasukkan zat-zat ke dalam dan mengeluarkannya dari nucleus. Kromosom sel eukariot mangandung makromolekul DNA linier yang tersusun sebagai suatu heliks ganda . makromolekul DNA tersebut hanya dapat dilihat denga mikroskop cahaya pada saat sel sedang membelah dan DNA dalam bentuk yang amat padat; sedangkan pada waktu-waktu lainnya, kromosom tidak padat. Makromolekul DNA eukariot berhubungan dengan protein dasar yang disebut histon yang berikatan dengan DNA melalui interaksi ionic. Suatu struktur yang sering tampak di dalam nucleus adalah nucleolus, suatu area yang kaya RNA sebagai tempat sintesis RNA ribosom.
·         Struktur Sitoplasmik
Sitoplasma sel eukariot ditandai oleh adanya reticulum endoplasma, vakuola, plastid yang bisa membelah sendiri, dan sitoskeleton besar yang tersusun dari mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermediet.
Retikulum Endoplasma (RE) adalah sebuah jaringan terdiri dari kanal-kanal yang ada di dalam membrane dan berhubungan dengan membrane inti. Ada dua tipe RE : RE kasar, yang dilekati banyak ribosom; dan RE halus yang tidak memiliki ribosom. Retikulum endoplasma kasar berperan dalam sintesis glikoprotein dan juga memproduksi bahan membrane baru yang diangkat ke seluruh bagian sel, sedangkan RE halus berperan dalam sintesis lipid dan beberapa bagian metobolisme karbohidrat. Apparatus golgi terdiri atas tumpukan membrane. Apparatus golgi bersama-sama engan RE berfungsi untuk memodifikasi secara kimiawi dan memilah-milah produk RE yang akan disekresikan ke bagian sel yang membutuhkan dan produk RE yang berfungsi pada struksul sel bermembran lainnya.
Plastid terdiri dari mitokondria dan kloroplas. Mitokondria seukuran dengan sel prokariot dan memiliki dua lapis membrane. Membrane paling luar menutupi membrane dalam yang berlipat-lipat, lipatan tersebut disebut Krista. Krista merupakan tempat system transport electron. Pernapasan. Kloroplas adalah organel sel fotosintetik yang mampu mengubah energy sinar matahari menjadi energy kimia melalui proses fotosintesis. Mitokondria dan kloroplas memiliki DNA mereka sendiri, yang mengode sebagian (tidak seluruhnya) komponen protein mereka dan mentransfer RNA.
Suatu variasi mikroorganisme eukariot yang bersifat aerotoleran dan anaerobic yang tidak memiliki mitokondria, sebagai gantinya memiliki organel pernapasan yang diliputi membrane yang disebut hidrogenosom. Hidrogenosom, meskipun berukuran sama dengan mitokondria, tidak memilik krsta dan enzim untuk siklus asam trikarbosilat. Piruvat digunakan oleh hidrogenosom untuk menghasilkan H2, CO2, asetat, dan ATP.
Sitoskeleton mencakup susunan mikrotubulus aktin, yang berperan dalam fungsi membrane sitosplamik dan bentuk sel, juga dalam pembentukan spindle mitotic dan komponen flagella; kumpulan mikrofilamen yang mengandung aktin dan myosin, yang berperan dalam mekanisme mootilitas amuboid; dan filament intermediet, yang berungsi menyusun struktur sitoplasma dan mempertahankan sel terhadap tekanan dari luar.
·         Lapisan Permukaan
Sitoplasma dilapisi oleh membrane plasma yang tersusun atas protein dan fosfolipid. Sebagian besar sel hewan tidak memiliki lapisan permukaan tambahan; namun sel tumbuhan memiliki dinding sel di bagian luar yang tersusun dari selulosa. Banyak mikroorganisme eukariot juga memiliki dinding sel di bagian luar, yang mungkin tersusun dari bahan polisakarida seperti selulosa atau kitin, atau mungkin oleh bahan inorganic, seperti dinding silica diatom.
·         Organel Motilitas
Banyak organism eukariot memiliki organel-organel yang disebut silia atau flagella yang bergerak dengan gerakan seperti gelombang untk menggerakkan sel ketika berada dalam air. Keduanya terdiri atas suatu rangkaian mikrotubulus,silinder protein berlubang yang tersusun atas protein tubulin, yang dikelilingi oleh suatu menbran.(8)

4.        Bagaimana karakteristik virus?
Jawab:
a.       Virus bersifat aseluler (bukan sel). dikarenakan virus tidak memiliki organel-organel sel seperti pada sel-sel yang seluler.
b.      Virus tidak dapat  melangsungkan proses metabolism atau reproduksi sendiri, melaikan pada sel inang.
c.       Dapat berperan sebagai agen penyakit. Virus dapat menginfeksi sel dan akan menyebabkan perubahan, gangguan fungsi, ataupun kematian sel.
d.      Virus juga merupakan agen genetika, berarti dapat menyebabkan perubahan genetika pada sel yang terinfeksi.
e.       Virus mampu mengendalikan metabolism sel inang sehingga menyebabkan inang sakit atau mati.
f.       Virus berukuran mikroskopik dengan rata2 ukuran tubuh 0.02-0.03 m dan paling besaradalah sekitar 200 m
g.      Struktur tubuh terdiri dari asam nukleat (DNA atau RNA) yang dikelilingi oleh lapisan protein yang disebut kapsid.
h.      Virus dapat berada diluar atau didalam sel. pada saat diluar sel, maka virus hanya berbentuk seperti senyawa kimia biasa.(9)

5.        Bagaimana perkembangbiakan virus?
Jawab:
a.       Penempelan  (Attachment)
Penempelan  virion pada  membran  sel  berlandaskan  mekanisme  elektrostatik  dan dipermudah  oleh ion  logam  terutama  Mg**, serta  terjadi  setelah  adanyatumbukan antara sel dan  virion  pada reseptor  spesifik.  Virus polio  misalnyahanya  akan  menempel  pada sel  primata  dan  tidak  pada sel  binatang mengerat, karena  sel  primata  mempunyai reseptor  tersebut.  Contoh  lainnya  yaitu kenyatan bahwa  virus  influe  nza  tidak  dapat menempel pada  sel  yang  telah  diolah  dengan enzim neuraminidasa.
b.      Penyusupan  (penetrasi)
Segera  setelah  penempelan,  virion atau  asam nukleat  virus  menyusup  ke  sitoplasma  sel. Pada bakteriofaga hanya asam  nukleat  saja  yang menyusup  ke  sitoplasma, sementara  kapsidnyaberada  di luar.  Pada  virus  telanjang  lain penyusupan terjadi  dengan  cara  fagositosis virion (viropexis),  sedangkan  penyusupan virus  berselubung  dapat  pula  terjadi  dengan cara  fusi  selubung  virus ke membran  plasma diikuti  dengan  masuknya nukleokapsid  ke sitoplasma.  Berbeda dengan proses  penempelan,  proses  penyusupan  dipengaruhi oleh suhu dan  zat penghambat  fagositosis.
c.       Pelepasan  pembungkus  luar  (uncoating)
Merupakan  proses pelepasan  asam  nukleat infektif  dari  pembungkus  luarnya.  Pada enterovirus pelepasan  asam  nukleat  infektif di  membran sel,  sedangkan  poxvirus  terjadi di dalam  sel  dan  reovirus  mungkin tidak  pernah  mengalami proses uncodtinglengkap.
d.      Replikasi asam  nukleat  dan sintesis  komponen  virus
Setelah  proses  pelepasan  selubung luar,  proses  selanjutnya  berbeda antara  virus-virus DNA  dan  virus-virus  RNA.(10)

6.        Bagaimana struktur virus?
Jawab:
a.       Protein Virus
Bagian terbesar dari struktur virus adalah protein. Protein merupakan  komponen tunggal kapsid, bagian terbesar dari selubung dan dapat merupakan bagian protein inti (core protein) pada beberapa virus ikosahedral. Protein  tersebut  di atas  disebut  juga  sebagai  protein struktural, karena  mempunyai  fungsi membentuk rangka virion. Selubung virus sering mengandung  glikoprotein. Unsur karbohidratnya terdiri dari monosakarida yang dihubungkan dengan rantai polipeptida oleh ikatan  glikosida.
Protein dari beberapa virus yang termasuk dalam golongan arbovirus,  myxovirus, picornavirus, reovirus, adenovirus dan papovavirus mempunyai  sifat dapat menggumpalkan sel darah merah berbagai spesies binatang.  Protein tersebut dikenal  dengan  haemaglutinin.(10)
b.      Asam Nukleat Virus
Virus mengandung satu jenis asam nukleat-DNA atau RNA-yang menyandikan informasi genetik yang penting bagi replikasi virus. Genom dapat untai-tunggal atau ganda, sirkular atau linear, dan bersegmen atau tidak bersegmen. Jenis asam nukleat, untai, dan ukurannya adalah ciri utama yang digunakan untuk menggolongkan virus menjadi famili-famili.(8)
c.       Selubung Lipid Virus
Sejumlah virus yang berbeda mempunyai selubung lipid sebagai bagian strukturnya. Lipid diperoleh ketika nukleokapsid virus melakukan proses budding melalui membran selular pada proses maturasi. Budding terjadi hanya di tempat protein spesifik virus telah dimasukkan ke dalam membran sel pejamu. Proses budding sangat bervariasi bergantr.ing pada cara replikasi virus dan struktur nukleokapsid
Virus yang mengandung lipid sensitif terhadap pengobatan dengan eter dan pelarut organik lain, yang menunjukkan bahwa gangguan atau hiiangnya lipid menyebabkan hilangnya kemampuan menginfeksi. Virus yang tidak mengandung lipid umumnya resistan terhadap eter.(8)
d.      Glikoprotein Virus
Glikoprotein permukaan pada virus berselubung melekatkan partikel virus ke sel target dengan cara berinteraksi dengan reseptor seiular. Glikoprotein tersebut juga sering terlibat dalam langkah fusi membran pada infeksi. Glikoprotein juga merupakan antigen virus yang penting. Karena posisinya di permukaan iuar virion, glikoprotein sering kali terlibat dalam interaksi partikel virus dengan antibodi penetralisir. Glikosilasi yang luas dapat mencegah neutralisasi efektif partikel virus oleh antibodi spesifik.(8)

7.        Apa saja klasifikasi virus?
Jawab:
Virus dapat diklasifikasikan menurut morfologi, tropisme dan cara penyebaran, dan genomiik fungsional.(11)
a.       Klasifikasi virus berdasarkan morfologi
Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan juga protein membrane terluarnya (envelope) menjadi 4 kelompok, yaitu:(11)
1)      Virus DNA
2)      Virus RNA
3)      Virus berselubung
4)      Virus non-selubung
b.      Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan cara penyebaran
Berdasarkan tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi menjadi:(11)
1)      Virus Enterik
2)      Virus Respirasi
3)      Arbovirus
4)      Virus Onkogenik
5)      Hepatitis Virus
c.       Klasifikasi virus berdasarkan genomic fungsional
Virus di klasifikasikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya. Klasifikasi ini disebut juga klasifikasi Baltimore yaitu:(11)
1)      Virus Tipe I = DNA Utas Ganda
2)      Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal
3)      Virus Tipe III = RNA Utas Ganda
4)      Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+)
5)      Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-)
6)      Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara
7)      Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara

8.        Bagaimana mekanisme infeksi virus?
Jawab:
Langkah spesifik yang terlibat pada patogenesis virus adalah sebagai berikut: masuknya virus ke dalam pejamu, replikasi virus primer, penyebaran virus, cedera sel, respons imun pejamu, pembersihan virus atau terjadinya infeksi virus yang persisten, dan pelepasan virus.
a.       Masuknya Virus Dan Replikasi Primer
Agar terjadi infeksi pada pejamu, pertama-tama vlrus harus menempel dan memasuki sel pada salah satu permukaan tubuh-kulit, saluran pernapasan, saluran pencernaan, saluran urogenital, atau konjungtiva. Kebanyakan virus memasuki pejamu melalui mukosa saiuran pernapasan atau pencernaa. Pengecualian utama adalah virus yang dimasukkan langsung ke dalam aliran darah melalui jarum (hepatitis B, virus imun,rdefisiensi manusia tHIV]), melalui transfuse darah, atau vektor serangga (arbovirus).
Virus biasanya bereplikasi di tempat pertama masuk. Beberapa virus, seperri virus influenza (infeksi pernapasan) dan rotavirus (infelai penccrnaan), menimbulkan penyakit di port d'enrree dan tidak harus menyebar secara sistemik. Penyakit tersebut menyebar secara lokal pada permukaan epirel, retapi rirlak terdapat invasi jaringan di bawahnva atau penyebaran ke tempar yang jauh.
b.      Penyebaran Virus Dan Tropisme Sel
Banyak virus menyebabkan penyakit di tempat yang jauh dari tempat masuknya (misal, enrerovirus yang masuk melalui saluran pencernaan, tetapi dapat menyebabkan penyakit sistem saraf pusat). Setelah replikasi primer di tempat masuk, virus tersebut kemudian menyebar dalam pejamu. Mekanisme penyebaran virus bervariasi, tetapi rute yang paling sering adalah melalui aliran darah atau limfatik. Adanya virus dalarn darah disebut viremia. Virion dapat bebas di dalam plasma (mis, enterovirus, togavirus) atau berhubungan dengan jenis sel tertentu (mis, virus campak). Beberapa virus bahkan rnemperbanyak diri dalam sel-sel tersebut. Fase viremia terjadi singkat pada banyak infeksi virus. Pada beberapa keadaan, terjadi penyebaran neuronal; keadaan tersebut menerangkan bagaimana virus rabies mencapai otak untuk menyebabkan penyakit dan bagaimana virus herpes simpleks bergerak ke ganglion untuk memulai infeksi laten.
Virus cenderung memperlihatkan spesifikasi sel dan organ. Tiopisme sel dirn jaringan scperti ini oleh virus tertentu biasanya menunjukkan adanya reseptor permukaan sel yang spesifik untuk virus tersebut. Reseptor merupakan komponen pen.r-rukaan sel yang berinteraksi secara spesifik dengan suatu daerah di permukaan virus (kapsid atau selubung) untuk memuiai inlelai. Reseptor adalah konstituen sel yang berfungsi pada metabolisme selular normal tempi juga memiliki afinitas untuk virus tertentu. Pada banyak kasus, sifat kimiarvi reseptor virus tidak diketahui.
Faktor yang mempengaruhi ekspresi gen virus merupakan determinan penting pada tropisme sel. Daerah enltancer yang menunjukkan beberapa spesifikasi jenis sel dapat mengatur transkripsi gen virus. Sebagai contoh, enltancer poliomavirus JC lebih aktif pada sel glia daripada jenis sel lain.
Mekanisme lain yang menentukan tropisme jaringan melibatkan enzim proteolitik. Paramlxovirus tertentu tidak infeksius sampai selubung glikoprotein mengalami pemecahan proteolitik. Replikasi virus yang berulang tidak akan terjadi pada jaringan yang tidak mengekspresikan enzim pengaktif yang sesuai.
Penyebaran oleh virus dapat ditentukan sebagian oleh gen virus spesifik. Studi terhadap reovirus memperlihatkan bahwa luasnya penyebaran dari saluran Pencernaan ditentukan oleh salah satu protein kapsid luar.
c.       Cedera Sel Dan Penyakit Klinis
Destruksi sel yang terinfeksi virus pada jaringan target dan perubahan fisiologi yang terjadi pada pejamu akibat cedera jaringan sebagian menyebabkan timbulnya penyakit. Beberapa jaringan, seperti epitel usus, secara cepat dapat beregenerasi dan menahan kerusakan yang Iuas lebih baik daripada organ lain, misalnya otak. Beberapa efek fisiologi dapat disebabkan oleh gangguan nonletal terhadap fungsi khusus sel, seperti hilangnya produksi hormon. Penyakit klinis dari infeksi viral merupakan akibat rangkaian kejadian yang kompleks dan banyak faktor yang menentukan dera.iat penyakit tidak diketahui. Gejala umum yang disebabkan oleh banyak infeksi virus, seperti malaise dan anoreksia, dapat disebabkan oleh unsur respons pejamu seperti produksi sitokin. Penyakit klinis adalah indikator yang tidak sensitif pada infelai virus; infeksi subklinis akibat virus sangat sering terjadi.
d.      Penyembuhan Dari Infeksi
Pejamu dapat meninggal atau sembuh dari infeksi virus. Mekanisme penyembuhan melibatkan imunitas selular dan humoral, interferon dan sitokin lain, serta kemungkinan faktor pertahanan pejamu yang lain.
Kepentingan relatif masing-masing komponen berbeda dengan virus dan penyakit. Kepentingan faktor pejamu dalam memengaruhi hasil infeksi virus digambarkan melalui insiden vang terjadi pada tahun l940-an yaitu saat 45.000 anggota tentara disuntik vaksin virus demam kuning yang terkontaminasi virus hepatitis B. Meskipun para personel tampaknya menjadi subjek terhadap pajanan yang dapat dibandingkan, hepatitis klinis hanya terjadi pada 2% (914 kasus) dan hanya 4% yang mengalami penyakit serius.
Pada infeksi akut, penyembuhan disebabkan hilangnya virus. Namun, ada saatnya ketika pejamu temp terinFelai oleh virus. Infeksi jangka panjang tersebut diuraikan di bawah.
e.       Pelepasan Virus
Tahap akhir patogenesis adalah pelepasan virus infeksius ke lingkungan. Tahap tersebut merupakan langkah penting untuk mempertahankan infeksi virus pada populasi pejamu. Pelepasan biasanya terjadi dari permukaan tubuh tempat masuknya virus. Pelepasan terjadi pada stadium penyakit yang berbeda bergantung pada agen tertentu yang terlibat. Keadaan tersebut merupakan waktu seseorang yang terinfeksi bersifat infeksius. Pada beberapa infelsi virus, seperti rabies, infeksi yang terjadi di manusia berakhir dengan kematian, dan pelepasan virus tidak terjadi.(8)

9.        Apa saja keuntungan dan kerugian dari virus?
Jawab:
Virus dapat dimanfaatkan dalam bidang rekayasa genetika maupun penelitian dibidang kedokteran. Beberapa contoh di antaranya sebagai berikut .
a.       Virus yang digunakan untuk memproduksi interferon. Interferon merupakan protein kecil yang dihasilkan oleh sel normal sebagai respon terhadap infeksi virus. Interferon berfungsi untuk mencegah replikasi sel virus didalam hospes.
b.      Profage dapat digunakan untuk mengubah fenotip bakteri sehingga sangat bermanfaat dalam bidang kedokteran.  Caranya yaitu dengan mengabung gen virus dengan gen manusia yang bersifat menguntungkan. Setelah mengalami lisis maka akan dikembang biakan didalam bakteri sehingga ketika bakteri memeperbanyak diri akan mengandung gen manusia yang dapat memproduksi zat-zat yang menguntungkan.
c.       Virus digunakan untuk pembuaaatan vaksin. Vaksin adalah mikroorganisme pathogen yang telah dilemahkan sehingga sifat pathogenesis (penyebab penyakit)-nya hilang, tetapi sifat antigenitasnya ( penimbul antibodi)-nya tetap.(8)
Selain itu, virus juga merugikan bagi makhluk hidup lainnya, yaitu:
a.       Penyakit pada tanaman
1)      Mozaik
2)      Burik kuning
3)      Kerdil
b.      Penyakit pada hewan
1)      Polyoma penyebab tumor
2)      New Castle Disease (NCD), menyerang sistem saraf pada ternak unggas, misal ayam. NCD umumnya disebut dengan tetelo.
3)      Rabies yang dapat menyerang pada anjing, kucing, rakun serta monyet.
4)      Adenovirus penyebab penyakit saluran pernafasan, beberapa menyebabkan tumor pada hewan tertentu.
c.       Penyakit pada manusia
1)      AIDS
HIV merupakan virus yang menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), suatu penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh. HIV merupakan golongan virus yang jarang terdapat pada manusia, yaitu retrovirus. Retrovirus merupakan virus RNA yang dapat membuat DNA melalui proses transkripsi balik. Oleh karenanya, virus ini melengkapi diri dengan enzim spesifik reverse transcriptase. HIV menyerang limfosit T4 yang mempunyai peranan penting dalam mengatur imunitas. Seseorang yang mengidap HIV jumlah limfosit T akan menurun. Sekali terinfeksi HIV maka seumur hidup orang tersebut akan membawa virus HIV. Virus HIV terdapat pada darah, cairan sperma, cairan yang dihasilkan vagina dan cairan tubuh lainnya dari penderita AIDS.
2)      Hepatitis B
Hepatitis B, virus ini berkembang di dalam jaringan hati sehingga dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan sel-sel hati.
3)      Demam Berdarah Dengue (DBD)
Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti menunjukkan gejala panas tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari, nafsu makan dan minum turun, lemah, mual, muntah, sakit kepala, sakit perut, nyeri ulu hati, bintik merah di kulit, pendarahan di gusi dan hidung, berak darah, muntah darah.(6)



10.    Bagaimana karakteristik bakteri?
Jawab:
a.       Organisme prokariotik (inti sel tidak memiliki membran inti/karioteka)
b.      Uniseluler, dengan ukuran panjang 2 -3 milimikron dan lebar 1 – 2 milimikron
c.       Cara hidup soliter dan berkoloni
d.      Cara mendapatkan makanan :
1)      Autotrof (dapat mensintesis makanan sendiri)
2)      Heterotrof (tidak dapat mensintesis makanan sendiri
e.       Beberapa spesies membentuk endospora(12)

11.    Bagaimana perkembangbiakan bakteri?
Jawab:
Reproduksi kuman dapat berlangsung secara aseksual maupun secara seksual. Termasuk dalam reproduksi secara aseksual adalah pembelahan, pembentukan tunas/cabang dan pembentukan filament.
a.       Pembelahan
Umumnya  kuman  berkembang  biak  secara  amitosis  dengan  membelah  menjadi  dua  bagian (binary  division). Waktu  di antara dua  pembelahan disebut generation  time  dan  ini  berlainan  untuk setiap jenis  kuman,  bervariasi  antara  20  menit sampai  15  jam.  Sebagai  contoh,  Mycobacterium tuberculosis  mempunyai  generation  time 15 jam, tumbuhnya  lambat.
b.      Pembentukan tunas/cabang
Kuman membentuk tunas, tunas akan melepaskan diri dan membentuk  kuman  baru. Reproduksi dengan pembentukan cabang didahului dengan pembentukan  tunas  yang tumbuh menjadi cabang dan akhirnya melepaskan diri. Dapat dijumpai pada  kuman dari famili Streptomycetaceae.
c.       Pembentukan  filamen
Pada pembentukan filamen, sel mengeluarkan serabut panjang, filamen yang tidak bercabang. Bahan kromosom kemudian masuk ke dalam filamen. Filamen terputus-putus menjadi beberapa bagian. Setiap bagian membentuk kuman baru. Dijumpai terutama dalam keadaan abnormal, misalkan bila  kuman  Haemophilus  influenzae  dibiakkan dalam  perbenihan  yang basah.
d.      Reproduksi secara seksual
Pembelahan kuman di sini didahului oleh pelaburan bahan kromosom  dari dua kuman. Akibatnya adalah timbul sel-sel kuman dengan sifat-sifat  yang berasal dari kedua sel induknya. Reproduksi  semacam  ini  hanya terjadi antara kuman-kuman sejenis dari suatu famili, misalnya Enterobacteriaceae,  antara Escherichia coli dengan Shigella dysenteriae, antara Escherichia coli dengan Salmonella typhosa.(10)

12.    Bagaimana struktur bakteri?
a.       Kapsul
Kapsul adalah selaput licin yang terdiri dari polisakarida dan terletak di luar dinding sel. Kapsul merupakan bagian asesori dari bakteri berfungsi melindungi bakteri dari suhu atau kondisi lingkungan yang ekstrim dan sebagai tempat penumbunan nutrien.. Tidak semua sel bakteri memiliki kapsul. Hanya bakteri yang patogen yang memiliki kapsul.
b.      Dinding sel
Fungsi dinding sel pada prokaryota, adalah melindungi sel dari tekanan turgor yang disebabkan tingginya konsentrasi protein dan molekul lainnya dalam tubuh sel dibandingkan dengan lingkungan di luarnya. Dinding sel bakteri berbeda dari organisme lain. Dinding sel bakteri mengandung peptidoglikan yang terletak di luar membran sitoplasmik. Peptidoglikan berperan dalam kekerasan dan memberikan bentuk sel. Ada dua tipe utama bakteri berdasarkan kandungan peptidoglikan dinding selnya yaitu Gram positif dan Gram negatif.
c.       Membran sel
Tersusun atas molekul lemak dan protein. Membran sel bersifat semipermeable dan berfungsi untuk mengatur keluar masuknya zat ke dalam sel.
d.      Sitoplasma
Sitoplasma tersusun atas koloid yang mengandung berbagai molekul organik seperti karbohidrat, lemak, protein, dan mineral-mineral. Sitoplasma merupakan tempat berlangsungnya reaksi metabolik.
e.       Flagela
Alat gerak pada bakteri berupa flagela atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang atau spiral yang menonjol dari dinding sel. Flagela memungkinkan bakteri bergerak menuju kondisi lingkungan yang menguntungkan dan menghindar dari lingkungan yang merugikan bagi kehidupannya. Flagela adalah struktur kompleks yang tersusun atas bermacam-macam protein termasuk flagelin yang membuat flagela berbentuk seperti tabung cambuk dan protein kompleks yang memanjangkan dinding sel dan membran sel untuk membentuk motor yang menyebabkan flagela berotasi. Flagela berbentuk seperti cambuk. Flagela digunakan bakteri sebagai alat gerak. Flagella memiliki jumlah yang berbeda-beda pada bakteri dan letak yang berbeda-beda pula yaitu:
1)      Monotrik : bakteri yang memiliki sebuah flagel pada satu ujungnya.
2)      Lofotrik : bakteri yang pada satu ujungnya memiliki lebih dari satu flagel.
3)      Amfitrik : bakteri yang pada kedua ujungnya hanya terdapat satu buah flagel.
4)      Peritrik : bakteri yang memiliki flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.
f.       Materi Genetik
Materi genetik DNA bakteri tidak tersebar dalam sitoplasma tetapi terdapat pada daerah tertentu yang disebut nukleoid. DNA bakteri berfungsi mengendalikan sintesis protein bakteri dan merupakan zat pembawa sifat.
g.      Ribososom
Ribosom berfungsi dalam sintesis protein. Ribososom tersusun atas protein. Jika dilihat menggunakan mikroskop ribosom tampak seperti struktur kecil yang melingkar.
h.      Plasmid
Selain AND atau DNA bakteri memiliki plasmid. Plasmid mengandug gen-gen tertentu misalnya gen patogen dan gen kebal antibiotik. Plasmid juga mampu memperbanyak diri, dalam satu sel bakteri dapat terbentuk lebih kurang 20 plasmid.(10)

13.    Apa saja klasifikasi bakteri?
Empat kelompok utama bakteri (berdasarkan fenotipik) menurut Bergey’s Manual determinative of Bacteriology digambarkan secara singkat, dilanjutkan dengan daftar sifat-sifat yang sering digunakan untuk membedakan beberapa dari kelompok tersebut.
a.       Kelompok I. Eubakteria Gram-negatif Yang Memiliki Dinding Sel
Kelompok ini merupakan prokariot yang memiliki suatu profil dinding sel (tipe Gram-negatif) kompleks yang terdiri dari satu membran luar dan satu membran dalam, lapisan peptidoglikan yang tipis (yang mengandung asam muramat yang terdapat pada semua peptidoglikan tapi sejumlah organisme tidak memiliki bagian ini pada dinding selnya). Dan suatu variabel pelengkap dari komponen lain di luar atau di antara lapisan ini. Kelompok ini biasanya bersifat Gram-negatif. Bentuk sel berupa bola, oval, batang lurus atau melengkung, memutar,atau filamen; beberapa bentuk tersebut dapat berselubung atau berkapsul. Reproduksi dengan cara pembelahan biner tetapi beberapa kelompok terlihat  membentuk tunas, dan suatu kelompok jarang memperlihatkan pembelahan multipel.
b.      Kelompok II. Eubakteria Gram-positif yang Memiliki Dinding Sel
Kelompok ini merupakan prokariot dengan profil dinding sel tipe Gram-positif; umumnya berreaksi terhadap pewarnaan Gram,tetapi tidak selalu positif. Sel berbentuk bola, batang, atau filamen; batang dan filamen mungkin tidak bercabang, tetapi beberapa memperlihatkan adanya percabangan.  Reproduksi seluler umumnya dengan pembelahan binner; beberapa menghasilkan spora sebagai bentuk istirahat (endospora atau spora pada hifa). Kelompok ini umumnya tidak berfotosintesis, melakukan kemosisntesis, heterotrof dan termasuk aerobik, anaerobik, fakultatif anaerobik, dan spesies mikroaerofilik. Anggota divisi ini termasuk bakteri asporogenous sederhana dan bakteri sporogenous, juga actinomycetes dan yang berhubungan.
c.       Kelompok III. Eubakteria Tanpa Dinding Sel
Kelompok ini merupakan prokariot yang tidak memiliki dinding sel (biasa disebut Mycoplasmadan termasuk kelas Mollicutes) dan tidak mensintesis bahan baku (prekursor) peptidoglikan. Sel dilindungi oleh suatu unit membran, membran plasma. Sel sangat pleomorfik, dengan ukuran mulai  dari yang besar, mampu merusak vesikula sampai ke yang sangat kecil (0.2 (m), elemen yang dapat tersaring. Bentuk filamen biasa ditemukan dengan penonjolan-penonjolan percabangan. Reproduksi dapat dengan pertunasan, fragmentasi, dan/atau pembelahan biner. Beberapa kelompok memperlihatkan suatu derajat keteraturan bentuk yang semestinya terhadap penempatan struktur internal..  Biasanya tidak bergerak, tetapi beberapa spesies memperlihatkan suatu pergerakan meluncur. Bentuk istirahat tidak diketahui. Sel berwarna Gram-negatif. Sebagian besar membutuhkan media yang kompleks untuk pertumbuhannya (tekanan-osmotik-tinggi yang mengelilinginya) dan memelihara diri dengan menembus permukaan mediapadat dengan cara membentuk sifat khusus koloni berupa “Fried egg” (telur goreng mata sapi).
d.      Kelompok IV. Archaebakteria
Archaebakteria merupakan mikroba utama dalam lingkungan terrestrial dan akuatik, hidup dalam lingkungan anaerobik, dalam kadar garam tinggi, atau air panas, dan dalam lingkungan yang terkena panas bumi; serta beberapa terdapat sebagai simbion saluran pencernaan hewan. Kelompok  yang termasuk aerob, anaerob, dan fakultatif aerob yang tumbuh secara kemolitoautotrofik, organotrofik. Archaebakteria dapat bersifat mesofil atau termofil, bahkan beberapa spesies dapat tumbuh pada suhu di atas 100 derajat. Suatu gambaran khusus biokimia archaebakteria yaitu adanya gliserol isopranil ether lipid. Tidak ada murein ( asam muramat terkandung dalam peptidoglikan) pada dinding sel membuat archaebakteria tidak sensitif terhadap antibiotika beta-laktam. “Common arm” (berhubungan  dengan lengan) tRNA mengandung pseudouridin atau 1-metilpseudouridin sebagai pengganti ribotimidin. Urutan rRNA 5S, 16S, dan 23S sangat berbeda dari yang ada dalam eubakteria dan eukariot.(8)

14.    Bagaimana mekanisme infeksi bakteri?
Jawab:
Begitu masuk ke dalam tubuh, bakteri harus melekat atau menempel pada sel pejamu, biasanya sel epitel. Setelah menempati tempat infe ksi primer, bakteri-bakteri memperbanyak diri dan menyebar secara langsung ke aiiran darah melalui jaringan atau sistem limfatik. Inleksi tersebut (bakteremia) dapat bersifat sementara atau persisten. Bakteremia rnemungkinkan bakteri menyebar luas dalam tubuh dan mencapai jaringan yang cocok untuk muitiplikasinya.
Pneumonia yang disebabkan oleh pneumokokus merupakan suatu contoh proses infeksi. S pneumonia dapat dibiakkan dari nasofaring pada 5-40% orang sehat. Kadang-kadang, pneumokokus dari nasofaring teraspiresi ke dalam paru; aspirasi terjadi paling sering pada orang yang lemah dan dalam keadaan koma ketika reflex muntah dan batuk yang normal berkurang. Infeksi berkembang dalam ruang udara terminal paru pada orang yang tidak mempunyai antibodi protektif terhadap jenis polisakarida kapsular pneumoicokus. Multiplikasi pneumokokus dan peradangan yang terjadi menyebabkan pneumonia. Pneumokokus memasuki limfatik paru dan bergerak ke aliran darah. Antara 10-20% orang dengan pneumonia yang disebabkan ole h pne umokokus mengalami bakteremia pada saat diagnosis pneumonia dibuat. Begitu terjadi bakteremia, pneumokokus dapat menyebar ke tempat infeksi sekunder (misal, cairan serebrospinalis, katup jantung, dan ruang sendi). Komplikasi utama pneumonia yang disebabkan oleh pneumokokus adalah meningitis, endokarditis, dan arthritis septik.
Proses infeksi pada penyakit kolera melibatkan penelanan Vibrio cholerae, penarikan bakteri secara kemotaktik ke epitel usus, motilitas bakteri dengan satu flagel polar, dan penetrasi lapisan mukosa pada permukaan usus. Pelekatan V cholerae pada permukaan sel epitel diperantarai oleh pili dan mungkin juga adhesin lainnya. Produksi toksin kolera menyebabkan mengaiirnya klorida dan air ke dalam lumen usus, yang menyebabkan diare dan ketidakseimbarrgan elektrolit.(8)

15.    Apa keuntungan dan kerugian dari bakteri?
Jawab:
Keuntungan dari bakteri
1)      Antibiotic, contoh bakterinya yaitu bakteri Stereptomices venezuele yang dapat menghasil kloromisin dan klorofenikol, kemudian  Streptomices griceus  yang menghasilakan Streptomisin.
2)      Vitamin
3)      Bahan-bahan kimia
4)      Penghasil biosida  contoh bakterinya Bacillus thuringiensis yang sangat efektif untuk menanggulani hama.(13)
Kerugian dari bakteri
1)      Clostridium botulinium, menghasilakan toksin dan membusukkan makanan
2)      Mycobacterium tuberculosis, menyebabkan penyakit TBC
3)      Vibrio cholera, menyebabkan penyakit kolera
4)      Clostridium tetani, menyebabkan penyakit tetanus
5)      Mycobacterium leprae, menyebabkan penyakit lepra.(8)

16.    Bagaimana gejala dari terinfeksi flu burung?
Jawab:
Tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh infeksi virus influenza  AH5N1 pada manusia sangat bervariasi dan pada umumnya sama seperti infeksi virus influenza yang lain. Masa inkubasi juga sangat bervariasi antara 2 hingga 17 hari. Gejala yang muncul dapat berupa penyakit ringan, infeksi subklinis, atau dapat juga menampilkan gejala yang tidak khas, misalnya ensefalopati dan gastroenteritis. Pada sebagian penderita ditemukan gejala demam, badan lemas, nyeri otot, nyeri tenggorokan, batuk dan pilek. Gejala konjungtivitis sangat jarang ditemukan. Demam tinggi secara terus-menerus merupakan gejala yang cukup khas.(14)

17.    Mengapa virus flu burung yang menyerang unggas dapat menyerang manusia?
Jawab:
Pada umumnya virus influenza memiliki hostpes (inang) yang spesifik. Hal ini berarti bahwa virus yang menginfeksi burung tidak akan menginfeksi manusia begitu juga sebaliknya. Namun virus influenza mudah mengalami perubahan sebagai akibat mutasi gen. perubahan sifat pada influenza dapat berupa “Antigenic Shift” yakni perubahan sebagai akibat dari akumulasi mutasi pada genomnya. Dan perubahan berupa “Antigenic Drift” yakni persilangan genom antara virus influenza tipe yang berbeda. Virus H5N1 merupakan contoh virus hasil perubahan yaitu persilangan antara genom virus penginfeksi unggas dengan virus penginfeksi manusia.(15)

18.    Bagaimana pencegahan dari infeksi virus flu burung?
Jawab:
Tindakan pencegahan penularan flu burung yang bisa dilakukan bagi peternak diantaranya:
a.         Orang yang kontak dengan unggas (misalnya peternak ayam)  harus menggunakan masker, baju khusus, kaca mata renang.
b.        Membatasi lalu lintas  orang yang masuk ke peternakan
c.         Mendisinfeksi orang dan kendaraan yang masuk ke peternakan
d.        Mendisinfeksi peralatan peternakan
e.         Mengisolasi kandang dan kotoran dari lokasi peternakan
Tindakan pencegahan penularan flu burung yang bisa dilakukan masyarakat umum diantaranya:
a.       Memilih daging yang baik dan segar
b.      Memasak daging ayam minimal 800 C selama 1 menit dan telur minimal 640 C selama 5 menit (atau sampai air atau kuahnya mendidih cukup lama).
c.       Menjaga kesehatan dan ketahanan umum tubuh dengan makan, olahraga, dan istirahat yang cukup.
d.      Segera ke dokter/ puskesmas/ rumahsakit bagi masyarakat yang mengalami gejala-gejala flu burung.(16)






















BAB III
KESIMPULAN

Anak laki-laki yang berusia 4 tahun virus flu burung yang telah mengalami mutasi gen (antigenic drift) sehingga dapat menginfeksi manusia.




























Dafar Pustaka

1.         Corwin EJ. Buku Saku Patofisiologi. 3rd ed. Jakarta: EGC; 2009. 884 p.
2.         Neal MJ. Medical pharmacology at a glance. 7th ed. Chichester, West Sussex: Wiley-Blackwell; 2012.
3.         Dorland. Kamus Kedokteran Dorland. 31st ed. Jakarta: EGC; 2010.
4.         Foucher, Munster V, Wallensten A, Bestebroer T, Herfst S, Smith D. Characterization of a novel influenza A virus hemagglutinin subtype (H16)) obtain from black-headed gulls. J Virol. 2005;79(2814).
5.         Gumel, AB, S R, Troy D. Modelling Strategies for Controlling SARS Outbreaks. Canada: The Royal Society; 2004.
6.         Campbell NA, Recee JB, Urry LA, Cain ML. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga; 2008.
7.         Schaum’s: Biologi Molekuler. Erlangga; 132 p.
8.         Brooks GF, Butel JS, Morse SA. Mikrobiologi Kedokteran. 25th ed. Jakarta: EGC; 2008.
9.         Septianing R. Panduan Belajar Biologi. Jakarta: Yudhistira; 2013.
10.       FKUI. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta: Binarupa Aksara; 2008.
11.       Carter J, Saunders V. Virology: Principles and Application. England: John Wiley & Sons Ltd.; 2007.
12.       Campbell NA, Recee JB, Urry LA, Cain ML. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga; 2008.
13.       Deden A. Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan. Jakarta: Grafindo Media Pratama; 2006.
14.       Padhi S, Panigrahi P, Mahapatra A, Mahapatra S. Avian influenza A(H5N1):  Apreliminary review. IndJ Med Microbiol. 2004;22.
15.       Anies D. SLP : Manajemen Berbasis Lingkungan. Jakarta: Elex Media Komputindo; 2006.
16.       Widoyono. Penyakit Tropis: Epidemologi, Penularan, Pencegahan, & Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga; 2011.

0 comments Blogger 0 Facebook

Post a Comment

 
Welcome To My Blog © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top